Demo Tolak Kenaikan BBM di Lhokseumawe, Ricuh, Lima Mahasiswa dan Satu Polisi Terluka

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Sep 12, 2022 04:00
0

Demo Tolak Kenaikan BBM di Lhokseumawe, Ricuh, Lima Mahasiswa dan Satu Polisi Terluka
Suasana di Gedung Dewan Kota Lhokseumawe, saat situasi mulai memanas - Foto : QBO

LHOKSEUMAWE, – Aksi Unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Unimal bersama Rakyat menolak kenaikan BBM, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe, Senin (12/9/22) berakhir ricuh.

Sekira pukul 10.30 WIB ribuan peserta aksi   berkumpul di lapangan Hiraq  dan mulai bergerak berjalan kaki menuju Gedung DPRK Lhokseumawe yang dikawal dengan mobil Patwal Polres Lhokseumawe, sambil menggusung poster penolakan kenaikan BBM.
 
Dihalaman gedung DPRK Lhokseumawe, mahasiswa melakukan orasi secara bergantian, mereka menuntut :

  1. Menolak kenaikan BBM, menuntut pemerintah menangani BLT secara tepat sasaran
  2. Menolak kebaikan tarif listrik, mahasiswa mendesak pemerintah memberantas mafia Migas dan menghentikan pembangunan IKN demi memperbaiki pembangunan.
  3. Mendesak DPRK Lhokseumawe membentuk TIM Pengawas agar BBM bersubsidi tepat sasaran serta menuntut pemerintah agar menyelesaikan kasus HAM berat.

Foto : QBO

Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf, bersama anggota dewan lainnya dan Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto menjumpai pendemo untuk mendengarkan aspirasi mereka sekitar  pukul 11.50 WIB.

Mahasiswa mendesak agar semua peserta aksi bisa masuk ke gedung dewan, permintaan tidak bisa dikabulkan Ketua DPRK karena kapasitas gedung tidak memungkinkan, ia minta 50 orang perwakilan saja, mahasiswa menolak usulan ketua dewan.

Aksi yang awalnya damai mulai memanas, 
Mahasiswa memaksa masuk, aksi saling dorong tak bisa di hindari.

Polisi anti hura-hura yang berseragam lengkap berusaha menghambat gerakan mahasiswa,  situasi  tak bisa dikendalikan para pendemo mulai melempar batu dan botol mineral, dan melakukan pembakaran.

Untuk membubarkan aksi yang mulai mengarah anarkhis polisi menembakkan water cannon.

Akibat kejadian ini, lima mahasiswa dan satu polisi terluka, kaca jendela dan pintu masuk DPRK juga ikut rusak.

Koordinator lapangan (Korlap) aksi,  Aris Munandar menyayangkan  tindakan pihak kepolisian yang dinilainya bertinndak represif dan kecewa dengan sikap anggota dewan yang seolah-olah menelantarkan rakyatnya yang ingin menyuarakan aspirasi.

“Kepolisian bersifat represif yang bertindak ke mahasiswa yang seolah-olah lawan, padahal kami telah meminta untuk membuka ruang dialog, tetapi tidak diindahkan, anggota DPRK Lhokseumawe menunjukan ketidak berpihakan kepada masyarakat, kami sangat kecewa,  kami datang hari ini mewakili masyarakat untuk menyampaikan  keluh kesah mereka.” ujar Korlap.

menurut dia, seharusnya DPRK Lhokseumawe yang mewakili rakyat harusnya menjembatani aspirasi masyarakat  kepada  DPR RI.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Henky Ismanto, SIK, yang juga hadir ke lokasi mengatakan pihaknya terpaksa membubarkan pendemo karena sudah bertindak anarkhis

"Kita sudah menghimbau agar mahasiswa menyampaikan aspirasinya dengan tertib, namun tidak di indahkan malah mereka mulai melempari petugas dengan batu, hingga ada anggota kami yang terluka terkena lemparan, mereka juga mulai melakukan pembakaran karena dapat membahayakan,  aksi terpaksa kami bubarkan" jelas Kapolres.

Ketua DPRK Kota Lhokseumawe, Ismail A. Manaf menyayangkan terjadinya kerusakan gedung dewan akibat aksi tersebut.

"Sebenarnya kita sudah menerima mahasiswa untuk masuk ke Gedung Dewan dengan perwakilan 50 orang, namun mereka ngotot semuanya harus masuk, mana mungkin gedung sebesar ini bisa menampung ribuan mahasiswa" pungkas Ismail.

Mahasiswa  bertahan di sekitar gedung DPRK Lhokseumawe hingga pukul 14.00 WIB, selanjutnya mereka membubarkan diri tanpa titik temu.

[Taufik/R25]