Dosen FKIP Unimal Melatih Guru IPA SMP di Lhokseumawe Bagaimana menyusun Soal Berbasis HOTS.

Dosen FKIP Unimal Melatih Guru IPA SMP di Lhokseumawe Bagaimana menyusun Soal Berbasis HOTS.
Para Guru IPA SMP Se-Kota Lhokseumawe bersama tim dosen FKIP Unimal usai pelatihan dan pendampingan penyusunan soal berbasis HOTS di SMPN 5 Lhokseumawe, (23/11) - Foto : Dok. FKIP

LHOKSEUMAWE – Tim dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh (Unimal), Riza Andriani, S.Pd., M.Pd., dan Safriana, S.Pd., M.Pd., menggelar pelatihan penyusunan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) untuk para guru IPA SMP di Lhokseumawe. 

Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama sepuluh kali pertemuan berlangsung di SMPN 5 Lhokseumawe dan merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, implementasi salah satu Tri Dharma perguruan Tinggi. 

Riza Andriani mengatakan program ini  dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun HOTS  direncanakan sepuluh kali pertemuan yang membahas konsep HOTS, analisis kurikulum, penyusunan kisi-kisi, teknik penyusunan soal, hingga validasi logis dan empiris soal menggunakan Rasch Model. 

" Para peserta juga dilatih secara langsung untuk menyusun soal HOTS yang sesuai dengan kompetensi dasar dalam pembelajaran IPA" ungkap Riza Andriani,  (23/11/24) Sabtu lalu saat pembukaan acara. 

Pelatihan ini mendapat apresiasi dari Kepala SMPN 5 Lhokseumawe, Asnani, S.Pd.

"Pelatihan ini, langkah nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kami sangat bersyukur SMPN 5 Lhokseumawe menjadi tuan rumah kegiatan pengabdian yang luar biasa ini. Program ini tidak hanya memberikan pemahaman kepada guru tentang pentingnya HOTS, tetapi juga membimbing mereka secara teknis dalam menyusun soal yang dapat mengasah keterampilan berpikir siswa, kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan untuk mendukung pendidikan di Kota Lhokseumawe,” ungkapnya. 

Rosmiati, S.Pd., guru IPA dari SMPN 5 Lhokseumawe yang menjadi peserta dalam kegiatan itu juga  memberikan respons positif.
Menurut dia, pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan panduan yang jelas dan aplikatif dalam menyusun soal HOTS. 

"Dengan adanya pendampingan langsung, kami lebih percaya diri untuk membuat soal yang tidak hanya menantang, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pembelajaran siswa di abad ke-21" ujar Rosmiati. 

Peserta juga diperkenalkan bagaimana menggunakan perangkat lunak analisis Rasch Model untuk validasi empiris soal untuk mengevaluasi kualitas soal yang telah disusun. 

"Hasil akhir dari kegiatan ini adalah soal-soal HOTS yang telah melalui proses validasi logis dan empiris, sehingga siap diterapkan di kelas" kata Safriana. 

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi evaluasi dan penutupan, peserta diberikan sertifikat sebagai tanda partisipasi. 

Diharapkan  pendampingan ini dapat mendorong para guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mereka, serta menjadi fasilitator bagi rekan sejawat untuk mengembangkan soal berbasis HOTS di masa mendatang. [Fatur/R25]