Pembelajaran Politik di SMAN 5 Lhokseumawe, Pilih Ketua OSIS pakai system E-Vote
LHOKSEUMAWE – Adha Gusti Harmadhan – Mufliha Rizki Ariq dipastikan memimpin OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) SMAN 5 Lhokseumawe periode 2022-2023 setelah berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilihan ketua OSIS di sekolah setempat, Selasa (18/10/22).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Fadli, S.Pd menyebutkan pesta demokrasi siswa yang dilaksanakan halaman sekolah secara terbuka itu di ikuti oleh tiga pasangan kandidat yaitu M. Maulana Al Rasyid – Mutiara Zairah, Rizki Fareza-Ahmad Dani Saputra Ritonga dan Adha Gusti Harmadhan – Mufliha Rizki Ariq, mereka siswa kelas satu dan kelas dua.
Pemilihan dilakukan secara terbuka melibatkan semua siswa dan guru yang ada di SMAN 5 Lhokseumawe dengan jumlah pemilih tetap sebanyak 387 orang, terdiri dari 181 laki-laki dan 206 perempuan.
“Dari jumlah tersebut hanya 208 orang yang menggunakan hak suaranya, 158 orang perempuan dan 58 orang laki-laki termasuk guru di dalamnya sementara yang tidak menggunakan hak suaranya sebanyak 179 orang, 123 diantaranya laki-laki, hal ini menunjukan perempuan lebih aktif berpartisipasi dalam politik dan proses demokrasi di sekolah” ujar Fadli.
Lanjut Fadli, hasil pemilihan pasangan Adha Gusti Harmadhan – Mufliha Rizki Ariq nomor urut 3, unggul dengan 117 suara, menyusul pasangan kandidat M. Maulana Al Rasyid – Mutiara Zairah dengan perolehan 57 suara dan terakhir pasangan Rizki Fareza - Ahmad Dani Saputra Ritonga dengan dengan perolehan 34 suara.
Kepala Sekolah SMAN 5 Lhokseumawe, Drs. Muhammad, M.Pd, mengatakan pemilihan ketua OSIS yang diselenggarakan di sekolahnya merupakan pembelajaran politik proses pelaksanaan demokrasi di sekolahnya kepada para siswa.
Proses pemilihan dilakukan secara langsung dan terbuka di halaman sekolah dan semaksimal mungkin diupayakan mengikuti proses tahapan pemilhan umum (Pemilu) agar para siswa paham bagaimana proses politik berjalan di negeri ini.
“Proses pemilihan yang tak biasa di SMAN 5 Lhokseumawe ini merupakan bagian dari simulasi bagaimana pemilu berlangsung nantinya, karena 2024 nanti kita tahu akan berlangsung pemilu serentak baik Pilkada, Pilpres maupun Pileg, nah ! para siswa ini adalah calon pemilih pemula yang akan ikut berpartisipasi dalam pemilu nanti dan tentu saja mereka sebagai warga negara yang baik mesti memahami proses demokrasi dan ikut berpartisipasi aktif dalam pemilihan, tidak Golput, karena itu kami berupaya agar proses pemilihan ketua OSIS ini sedapat mungkin mirip dengan Pemilu yang berlangsung 2024 nanti” terang Muhammad.
Kepala SMAN 5 Lhokseumawe Drs. Muhammad, M.Pd. dan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Fadli, S.Pd., ikut berpartisipasi dalam pemilihan Ketua OSIS dengan sistem E-Vote - Foto : SMANLi
Menurut Muhammad yang akrab disapa Papi oleh guru dan siswanya, proses pemilihan ketua OSIS di sekolah yang dipimpinnya berupaya sedapat mungkin menyerupai Pemilhan Umum (Pemilu) Presiden, Kepala Daerah dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dengan adanya proses pendaftaran pemilih, penetapan pemilih tetap dan pemilihan langsung di lapangan terbuka.
Uniknya lagi, pemilihan ketua OSIS di sekolah tersebut tidak lagi menggunakan kertas, semua proses mulai pendaftaran pemilih, pendaftaran calon kandidat, pemilihan, hingga penentuan hasil pemungutan suara berbasis komputer.
“Kita menggunakan system elektronik voting atau E-Vote dan tak pakai lagi kertas” tambah Papi.
Secara rinci guru pembimbing Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMAN 5, Nanda Suryati, S.T., M.Pd., menjelaskan, tahapan-tahapan proses Pemilu OSIS sejak awal dirancang telah melibatkan teknologi komputer, sejak pendataan pemilih hingga hasil pemungutan suara, semuanya di atur oleh aplikasi berbasis digital.
“Hal ini dilakukan agar para para siswa SMAN 5 Lhokseumawe, terbiasa dengan teknologi digital karena di masa depan mereka akan berhadapan dengan globalisasi teknologi informasi yang tak bisa dihindari” ujar Nanda.
Nanda menjelaskan, proses pemungutan suara dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang ditanamkan di komputer, daftar calon pemilih di input dalam komputer hingga di tetapkan dalam daftar pemilih tetap sehingga nama-nama pemilih sudah terdaftar dalam data komputer.
Pada saat memilih siswa diberikan user name dan password, mereka hanya perlu mengisi nomor induk siswa (NIS) pada aplikasi lalu keluar foto dan kandidat tinggal klik selesai dan data pemilih langsung masuk pada tabel rekapitulasi, sehingga hasilnya akurat dan realtime, sementara untuk para guru diberikan nomor urut khusus yang telah diberikan sebelumnya dan dimasukand alam data komputer, mereka menggunakan nomor ini untuk bisa masuk ke aplikasi.
“Saat ini masih menggunakan computer belum memakai androit, agar suasana pemilu bisa dirasakan oleh para siswa, sehingga mereka mendapatkan dua pengalaman yaitu pengalaman proses demokrasi yang akan dihadapi pada 2024 nanti sebagai pemilih pemula dan pengalaman penggunaan teknologi komputer dalam kehidupan sehari hari” pungkas Nanda.
[R25]