Fasting Gallery, Upaya Mereduksi Penggunaan Handphone Liar dikalangan Anak-anak Mon Geudong Pada Bulan Ramadhan.

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Apr 21, 2022 01:09
0

Fasting Gallery, Upaya Mereduksi Penggunaan Handphone Liar dikalangan Anak-anak Mon Geudong Pada Bulan Ramadhan.
Panitia, Muhammad Razi (ketua panitia), Muhammad (Pengurus Mesjid Syuhada) Zulkifli ND (Ketua Tuha Peut), Mahdi Z (Sekdes), Tgk. Badi Uzzaman (Kadus IV), Tgk Husen (Pengurus Mesjid Syuhada) dan Peserta Fasting Gallery ke III, foto bersama usai penutupan kegiatan di Mesjid Syuhada Mon Geudong (16/4) - Foto : Marjinal

LHOKSEUMAWE - Gemuruh tepuk tangan menggema didalam Mesjid Besar  Syuhada Mon Geudong saat nama-nama peserta terbaik Fasting Gallery (pesantren kilat) tahun ini disebut  oleh Master of Ceremony (MC).

"Peserta terbaik ketiga Muhammad Al Khalif, peserta terbaik kedua Aqila Rizki Geubrina dan peserta terbaik pertama Teuku Fakhrizal" ucap putra, MC yang membacakan keputusan panitia.

Pada hari penutupan perhelatan tahunan remaja Mesjid Mon Geudong itu, Sabtu (16/4) lalu, panitia juga memberikan apresiasi kepada ketua kelompok terbaik yaitu Sultan Asyimu sebagai ketua kelompok terbaik satu disusul, izza syfika nayla pada posisi kedua dan syarifah syairadinna Al Mahdaly di urutan ketiga. Tak hanya itu panitia menyematkan Sultan Asyimu, Zahira Salsabila, Muhammad Ilham sebagai peserta favorit tahun ini.

Sejak 7-15 April 2022, 83 anak usia sekolah dasar hingga menengah menghabiskan waktunya di mesjid ini, yang di sebut-sebut sebagai mesjid tertua di Kota Lhokseumawe. Selama Sembilan hari sejak Dhuha hingga zuhur, peserta yang berasal dari  lima dusun di desa itu di gembleng dengan materi nilai-nilai islami seperti akhlakul karimah, ibadah, public speaking dan lain sebagainya yang disampaikan dengan konsep kreatif, belajar sambil bermain.

Muhammad Razi, S.Pd bersama remaja mesjid menggagas pendidikan Ramadhan yang di label dengan Fasting Gallery sejak tiga tahun lalu tepatnya 2020. Alumni IAIN Lhokseumawe tersebut mengadopsi konsep pendidikan Mesjid Agung Islamic Centre, tempat  dimana dia aktif berkecimpung selama ini.

“Targetnya, libur awal ramadhan ini anak-anak mempunyai wadah untuk beraktifitas secara positif sekaligus menambah wawasan keislamannnya, sekaligus ini menajdi jang kompetisi bagi peserta untuk bersaing secara sehat” ungkap Razie pada marjinal.id.

Razie yang kini menjabat sebagai Pj. Keuchik gampong Mon Geudong, tetap konsisten menjadikan Fasting Gallery sebagai agenda tahunan Gampong  Mon Geudong sekaligus ajang kaderisasi generasi Islam.

Peserta Fasting Gallery III, menunjukan sertifikat saat foto bersama - Foto : Marjinal

Kegiatan ini di dukung penuh oleh tokoh masyarakat dan aparatur Gampong, terbukti saat pembukaan dan penutupan selalu dihadiri Tuha Peut, Sekretaris Desa, Imum Syik, tokoh pemuda dan tokoh-tokoh agama.

“Paling tidak selama dua minggu di awal ramadhan, anak-anak jauh sejenak dari dunia game dan android yang lebih besar pengaruh negatifnya di banding pengaruh posiitif, pesantren kilat ini adalah forum yang sehat untuk menciptakan lingkungan islami dan menjaga generasi agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif di masa depan” ujar ketua Tuha Peut Zulkifli ND.

Zulkifli menilai pengaruh dunia digital sangat berbahaya bagi generasi Mon Geudong, anak-anak usia sekolah setiap hari tak lepas dari handphone dan android. Selama belajar daring fasilitas canggih ini menjadi sahabat mereka bahkan lebih dekat di banding orang tuanya. Tanpa kontrol yang baik seringkali salah di gunakan karena jangkauannya tanpa batas seperti pornografi dan judi online.

Sebagai tokoh  yang kerap kali terlibat menyelesaikan persoalan masyarakat, beberapa kasus kriminal yang melibatkan generasi muda Mon Geudong bersumber dari dampak negatif penggunaan handphone, misalnya jambret atau mencuri karena pengaruh game  online yang berbasis judi, karena itu menurut Zulkifli Fasting Gallery ini bisa menjadi salah satu wadah untuk mereduksi penggunaan handphone secara liar.   

Anak-anak para peserta Fasting Gallery III, menunukan sertifikat dengan bangga usai mengikuti pendidikan selama 9 hari di Mesjid Besar Syuhada Mon Geduong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe - Foto : Marjinal

Apresiasi terhadap kegaitan ini juga diberikan  Sekretaris desa Mon Geudong  Mahdi Z, menurut dia kegiatan ini perlu dukungan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Mon Geudong sehingga kualitas pesantren kilat ini semakin meningkat setiap tahunnya.

“Kegiatan ini bisa mengangkat citra positif Gampong Mon Geudong yang terlanjur mendapat stigma negative sebagai gampong Narkoba dan kriminal, padahal jika masuk dan mengenal lebih dalam mereka akan tahu bahwa banyak sekali sisi positif gampong Mon Geudong yang tidak diketahui oleh masyarakat luar” sebut Mahdi.

Harapan Mahdi, tahun depan orang tua lebih antusias mendaftarkan anak-anaknya mengikuti program ini, karena dampaknya sangat baik bagi perkembangan emosional anak. Selain menambah wawasan keagamaan juga mengajarkan pengalaman mereka bagaimana bersosialisasi dalam masyarakat. [Marjinal.25]