Mimpi Penjaga Makam Cut Meutia

Mimpi Penjaga Makam Cut Meutia
Muda Wali sang Panglima yang tetap sederhana dalam pengabdiannya - Foto : FB Mudawali

Pria murah senyum dan santun ini bertahun tahun mengajarkan banyak orang bagaimana menghargai jasa pahlawan, bukan dengan kata-kata tapi dengan tindakan nyata.

Pernahkan kalian mendengar nama "Cut Meutia? 
Ya benar !

Pahlawan nasional, ..  yang makamnya di belantara Aceh Utara,.,

 

inilah juru kunci yang merawat makam beliau, sejak puluhan tahun lalu.

Usai penandatanganan damai RI-GAM , Dia memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya di makam ini, agar generasi Aceh tidak kehilangan sejarah dan selalu sadar bahwa kini mereka hidup merdeka karena darah dan harta pahlawan, kita menikmati indahnya merdeka karena derita Dan tetes air mata  para pejuang

Dia dilahirkan dengan nama Muda Wali tapi banyak orang memanggilnya bang Ted, ada juga yg panggil Panglima, 

Semasa menjadi kombatan GAM, makam Cut Meutia salah satu singgahan bang Ted di sela perang, saat itu hanya gundukan tanah layaknya makam rakyat jelata.

Ia sering berlindung dari kejaran TNI di kawasan ini, sehingga secara emosional merasa sangat.dekat dengan Cut Meutia,

Akses ke makam ini tak gampang, mendaki dan terjal, kadang harus di tempuh dengan berjalan kaki berjam-jam dengan medan yg ekstrem, apalagi musim penghujan nyaris tantangan berlipat ganda.

Tak heran makam ini tak banyak dikunjungi orang biasa, bahkan Warga Pirak Timu sekalipun tak sampai 30% yg sudah ziarah ke makam ini.

Namun bang Ted tetap setia, mendampingi siapa saja yg hendak ziarah.ke makam, setia merawat membersihkan kawasan makam walau harus meninggalkan keluarga, memanggul semen dan alat bangun menempuh alur sungai Peuto yg licin karena sendimentasi.

Ini semua dilakukan karena, mimpi besar bang Ted, menjadikan makam Cut Meutia sebagai monumen sejarah, agar anak muda generasi online ingat !

bahwa  di bumi Pase ini. dulu pernah ada perempuan yg menghunus Pedang dan Rencongnya demi kehormatan dan marwah bangsa Aceh, jangan sampai di masa kini ada  perempuan Aceh merendahkan martabat diri dan bangsanya dengan membuka baju dan rela menukar tubuhnya hanya dengan beberapa butir SABU-SABU, Hina !

sangat hina ! Meutia akan menangis jika ini terjadi...

 

Dulu Meutia mengorbankan hartanya demi marwah bangsa Aceh, jangan sampaikan generasi sekarang mengorbankan marwah bangsa demi harta.

Sungguh Meutia akan menyesal di lahirkan sebagai bangsa Aceh.

Setahun lebih sejak kami ngopi bersama di Lhokseumawe, saya tidak pernah lagi bertemu lagi dan saat itu sang panglima mengatakan akan terus merawat mimpi-mimpinya dengan rapi.

" Insya Allah bang zoel, hana trep le ka mangat ta jak u makam Cut Meutia" terdengar bisikan halus di sela seruput kopi penutup kala itu. [zulsyarif]