Gara-Gara Proyek Desa, Keuchik di Aceh Utara di Keroyok
![Gara-Gara Proyek Desa, Keuchik di Aceh Utara di Keroyok](https://marjinal.id/uploads/images/image_750x_63b55804ccf09.jpg)
ACEH UTARA – Geuchik (Kades) Babah Lueng Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara Mustahuddin (37) dianiaya sekelompok orang yang diketahui warganya sendiri.
Akibat kejadian itu korban mengalami memar di bagian tubuhnya dan luka parah dibagian tulang iga, cedera dibagian kelingking dan bila batuk mengeluarkan darah.
Mustahuddin mengaku ia dikeroyok oleh empat orang yang dikenalnya, ia juga dihantam bongkahan batu jalan sehingga menimbulkan sakit di tulang iga.
Peristiwa pengeroyokan itu terjadi saat dirinya sedang mengawasi pembangunan jalan usaha tani sepanjang 1 km dengan nilai pekerjaan sebesar Rp 150 juta yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022, alokasi khusus ketahanan pangan dan ekonomi 20 persen.
Menurut Mustahuddin, pelaku pengeroyokan mencoba menghalangi pelaksanaan pekerjaan pengerasan jalan, karena mereka tidak dilibatkan, bahkan para pelaku sudah membuat onar dengan menggangu pekerja.
“Dalam rapat musyarawah kita telah memutuskan pekerjaan ini dikerjakan oleh ahli kontruksi lainnya, namun mereka tidak terima hasil musyawarah itu yang ditetapkan oktober 2022 lalu, mereka tetap memaksakan untuk mendapatkan pekerjaan ini” tutur Mustahuddin.
Tindakan oknum pelaku pengeroyokan telah dilaporkan Mustahuddin kepada kepada kepolisian, ia minta poses hukum dilaksanakan sesuai undang-undangan yang berlaku.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP. Henki Iswanto, melalui Kasat Reserse dan Kriminal Polres setempat AKP. Zesla Julian Taruna Wijaya membenarkan pihaknya telah menerima laporan resmi dari korban segera akan menindaklanjuti laporan tersebut.
Respon APDESI
Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Aparatur Desa Seluruh Indonesia (DPD APDESI) Aceh dalam rilisnya, Selasa(3/1/23) yang ditandatangani oleh Muksalmina (Ketua) dan Saiful Iski (Sekretaris) mengutuk keras pemukulan terhadap Geuchik Mustahuddin.
Dikatakan upaya-upaya premanisme seperti ini, seharusnya tidak terjadi lagi di Aceh, mengingat saat ini kondisi Aceh yang sudah kondusif dan aman.
“ Kita berharap proses-proses pembangunan Aceh khususnya di Gampong dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan dan gangguan dari pihak manapun, namun bila kejadian seperti ini terus terjadi, maka pantas saja akan menghambat pembangunan dan ekonomi sehingga akan berdampak kepada enggannya para pihak yang ingin berinvestasi di Aceh” sebut Muksal Mina
Kasus pemukukan seperti ini sudah sering terjadi di Aceh, sejak era pandemi Covid-19 namun tindakan tegas terhadap para pelaku pemukulan Geuchik ini masih saja belum berjalan maksimal.
APDESI Aceh minta kepada pihak kepolisian Kota Lhokseumawe untuk menangkap pelaku pemukulan ini serta memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.
Selain itu juga meminta pemerintah daerah kabupaten Aceh Utara dan pemerintah Aceh untuk memastikan jaminan keamanan dan perlindungan hukum kepada para Geuchik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pemerintahan dan kewenangan Gampong.
“Hal ini menjadi sangat penting, inilah yang menajdi penyebab kenapa selama ini Geuchik di Aceh banyak yang masih ragu-ragu dalam menegakkan beberapa hal substansi yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan yang menyangkut pembangunan dan kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan, seperti keberanian bersikap dan bertindak dalam pendataan dan pencegahan Narkoba, karena memang sangat riskan bagi keselamatan pribadi Geuchik dan keluarganya” pungkas Muksal mina
[R25]