Tradisi Khanduri Blang, Keunikan Musyawarah Ala Petani Aceh

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Jun 5, 2022 09:03
0

Tradisi Khanduri Blang, Keunikan Musyawarah Ala Petani Aceh
Persiapan para masyarakat saat menjelang pelaksanaan Khanduri Blang - Foto: Nanda AB

ACEH UTARA – Masyarakat Gampong Lhok Jok, Kuta Makmur, Aceh Utara kembali melaksanakan Khanduri Blang seperti telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya, Minggu (5/6).

Khanduri Blang telah menjadi agenda rutin setelah musim panen dan dilaksanakan ketika akan treun u blang (Turun ke sawah_Red). Kegiatan ini digawangi oleh Keujruen Blang (pemangku adat yang membidangi urusan pengaturan air ke sawah, musim tanam serta pantangan di sawah) dan geuchik (Kepala desa) bersama perangkat desa serta tokoh masyarakat.

Khanduri Blang ini tidak hanya diikuti petani yang bermukim di Gampong Lhok Jok, juga para petani lainnya, baik itu di desa tetangga maupun yang bermukim di luar Kecamatan Kuta Makmur.

Muhifudin, Geuchik Lhok Jok mengatakan, Khanduri Blang telah dilaksanakan secara turun menurun sebagai media musyawarah untuk menentukan masa tanam secara serentak. Hasil kesepakatan ini pun diumumkan kepada masyarakat, temasuk jadwal dan lokasi pelaksanaan Khanduri Blang. Untuk keberkahan dan rasa syukur, doa bersama selama tiga malam berturut-turut pun dihelat di meunasah setempat (Surau_Red).

”Sementara dihari H-nya, diawali dengan pemotongan ayam sebagai menu utama,” ungkapnya.

Lebih lanjut, sambung Muhifudin, kaum-kaum ibu dengan cekatan melanjutkan proses masak-memasak di lokasi yang sama. Hal ini mengingat, jadwal Khanduri Blang telah ditentukan sebelumnya, mulai pukul 08. 00 hingga 12.00 waktu setempat dan disela inilah, doa bersama kembali digelar dan dilanjutkan Peusijuek (tepung tawar_Red) bibit padi. Kegiatan ini pun ditutup dengan makan bersama yang dihadiri ribuan masyarakat.

Kegiatan ini, turut diapresiasi AKBP. Eko Hartanto, SIK., MH., melalui Kapolsek Kuta Makmur, Iptu Slamet Rezki bersama personelnya saat ditemui Marjinal di lokasi acara, mengatakan, Khanduri Blang ini sangat bagus untuk menyatukan antar warga dan sebagai bentuk pelestarian adat kearifan lokal yang telah dilakukan secara turun temurun menjelang turun sawah.   

Foto: Nanda AB

“Uniknya, dalam adat ini masyarakat mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Semoga tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan sampai generasi seterusnya agar tidak hilang tergerus masa, kami sangat mendukung kegiatan ini,” pungkasnya. (Nanda AB)