“ Dorong Terbentuknya Petani Milineal GEPEUBUT gandeng DPR RI dan BUMN"

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Mar 6, 2023 10:34
0

“ Dorong Terbentuknya Petani Milineal GEPEUBUT gandeng DPR RI dan BUMN
Para petani muda di Aceh Utara mendengar sambutan Ketua GePeuBuT, Zulfikar Mulieng - Foto : ZM

ACEH UTARA - Gerakan Pemuda Berusaha Tani (GEPEUBUT) mempertemukan para petani muda Aceh Utara, Minggu (5/3/23).

Tak hanya para petani, pertemuan yang berlangsung di Meeting Room Madinah Dayah Kupi Syamtalira Aron Aceh Utara itu juga menghadirkan para pakar pertanian dari Unimal dan Universitas Al Muslim Bireun, anggota DPR RI dari Partai Demokrat, para anggota DPRK Aceh Utara, para penyuluh pertanian, mahasiswa berbagai kampus serta  Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Utara, Erwandi juga turut hadir sebagai pemateri.

" Selain silaturahmi, acara hari ini lebih kepada penguatan kapasitas petani muda untuk mendorong lahirnya,  petani milenial di seluruh Aceh yang maju, mandiri, berdaya saing dan berjiwa kewirausahaan" kata Ketua GePeBuT, Zulfikar Mulieng, S.P., M.Si.

Pertemuan ini diharapkan petani Milenial 
dapat berinteraksi secara langsung dan berdiskusi, bertukar pengalaman dalam menjalankan usaha pertanian.

Harapannya, kegiatan dapat menumbuhkan peran aktif petani milenial dalam peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, pengembangan ekosistem kewirausahaan pertanian, membangun jejaring petani milenial antar wilayah, serta sebagai upaya antisipasi krisis pangan. 

Dalam laporannya Zulfikar Muling mengucapkan terima kasih kepada anggota Komisi VI DPR RI , Muslim, SHI.,MM., yang menangani BUMN dan UMKM,  ia punya wewenang mendorong BUMN dan Swasta untuk menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) secara tepat sasaran dan sesuai kebutuhan, termasuk mendorong kemudahan akses modal bagi petani.

Alumni Pasca Institute Pertanian Bogor (IPB) itu juga menyebut PT. Pupuk Indonesia Holding Company ada di balik terlaksanya kegiatan itu.

Muslim yang menjadi pembicara kunci (Keynote Speaker) dalam orasinya meminta agar para petani muda memanfaatkan profesor selalu bersama mereka.

"Tanya dia jika tak paham" ujar Muslim sambil mengangkat Androit di tangannya.

"Jangan buang waktu dengan hal yang tidak penting, carilah pengetahuan dan tingkatkan ketrampilan, banyak informasi terbaru bidang pertanian dalam benda kecil ini dan gunakanlah kesempatan hari ini untuk menggali pengetahuan dari pakar yang hadir sebagai pemateri, buat agenda yang jelas setiap hari dan bangun pola pikir petani bukan pewaris kemiskinan tetapi profesi yang bergengsi dan dihomati karena mampu memberi kesejahteraan " pesannya.

Muslim juga menantang sepuluh peserta muda untuk dikirim magang ke China untuk belajar pertanian.

Pada sesi kedua, akademisi dari Fakultas Pertanian Unimal, Dr. Setia Budi, M.Si., mengawali paparannya dengan sejarah kejayaan Kerajaan Samudera Pasai, yang pelabuhannya ramai dengan perdagangan hasil pertanian dari berbagai negara.

Dalam presentasinya Setia Budi  mengutip catatan perjalanan Ibnu Batutah, petualang dari Maroko yang sempat singggah di Pasai selama tiga minggu.

"Ayo rubah paradigma petani itu miskin dengan cara menjadi pengusaha tani tidak hanya sebagai petani saja" ungkap Setia Budi yang juga ketua Alumni Doktor Fakultas Pertanian  Universitas Syiah Kuala (USK).

Para peserta juga mendapat materi berharga testimoni pengalaman praktisi bisnis, owner Madinah Dayah Kupi,  putra Aceh yang kini menjadi warga negara Malaysia, Tgk.H.Syahrul bin Abdurahim yang sejak usia 25 tahun sudah bertarung di negeri jiran sebagai pengusaha yang diperhitungkan dan berhasil mendapatkan penghargaan dari kerajaan bahkan karena prestasinya diangkat sebagai warga negara Malaysia.

" Uang bukan modal utama untuk memulai bisnis, modal yang harus dimiliki untuk bisa sukses adalah kejujuran, keikhlasan dan keberanian" papar H. Syahrul.

Ia miris, melihat kondisi Aceh yang berada pada posisi pertama dalam hitungan indeks kemiskinan di Sumatera, padahal kekayaan alamnya (SDA) melimpah.

" Masalahnya ada di karakter, perilaku dan budaya yang sudah berubah, adab sudah di abaikan oleh generasi sekarang, ini yang harus diperbaiki jika mau bangkit lagi" tambah H. Syahrul.

Menurutnya, adab dan akhlak sangat berperan dalam kemajuan bisnis. 

"Kita kalah dalam Branding, kopi Gayo saja di branding orang, pertanian memeng menjanjikan namun harus pandai membidik target, jaroe bak langai mata u pasai" pesan H.Syahruk mengutip mantan Gubernur Aceh Ibrahim Hasan.

Kadis Pertanian dan tanaman pangan Aceh Utara, Erwandi, M.Si dalam materinya menyampaikan potensi pertanian Aceh Utara. Data yang dipaparkannya dihadapan peserta menunjukan 35 persen kawasan ini hidup dari sektor pertanian, bahkan menurut dia Aceh Utara produsen padi terbesar di Aceh.

Demikian juga dengan tanaman lainnya, sangat besar peluang untuk di kelola.  yang jadi masalah,  Aceh Utara rawan bencana khususnya banjir, selain itu Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian juga masih lemah baik petani maupun petugas penyuluhnya.

"Namun demikian kami sangat mendukung, adanya petani Milineal, jika serius ini akan menjadi pendorong majunya pertanian di Aceh Utara" ungkap Erwandi.

Banyak sekali peluang bisa dimanfaatkan, untuk membangun pertanian Aceh Utara seperti program magang keluar negeri, beberapa orang petani muda sudah ada yang mengikuti program ini, belajar pertanian ke Jepang.

"Pemerintah bisa memfasilitasinya jika ada yang berminat dan komitmen" pungkas  Erwandi. [Zulsyarif]