Futsal : Dari Uruguay Hingga Indonesia

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Des 16, 2024 12:00
0

Futsal : Dari Uruguay Hingga Indonesia
ilustrasi ;pertandingan Futsal - Foto : jrgsportwear

STORIA – Futsal, olahraga yang kini menjadi salah satu cabang favorit di Indonesia, memiliki sejarah panjang sebelum mencapai popularitasnya saat ini.

Dilansir  usyouthfutsal.com, olah raga mirip sepak bola ini pertama kali diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani, seorang guru di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930.

Ia menciptakan oleh raga ini sebagai kegiatan rekreasi sepak bola dalam ruangan untuk komunitas Young Men's Christian Association (YMCA) sebuah organisasi Kristen dunia yang beranggotakan asosiasi kebangsaan dari berbagai negara. Organisasi ini memberikan fasilitas-fasilitas kepada anak-anak muda terutama fasilitas olahraga, pendidikan luar sekolah, dan penginapan

Dalam olahraga Futsal, Ceriani memadukan peraturan bola basket, Polo air dan sepak bola. Misalnya dia mengadopsi  jumlah pemain tim (lima) dan durasi permainan (40 menit sebenarnya) dari Basket ; dan ukuran gawang dari Polo Air.

Juan Carlos Ceriani - gramedia.com 

YMCA segera menyebarkan permainan ini ke seluruh Amerika Selatan. Permainan ini mudah dimainkan oleh semua orang, di mana saja, dan dalam kondisi cuaca apa pun dan membantu para pemain untuk tetap bugar sepanjang tahun.

Lalu seorang warga Brazil  João Lotufo membawa permainan ini ke negaranya dan mengadaptasinya untuk kebutuhan pendidikan jasmani.

Awalnya, peraturannya tidak seragam, hingga pada tahun 1956, Habib Maphuz dan Luiz Gonzaga de Oliveira Fernandes di YMCA São Paulo memodifikasi peraturannya yang ditulis dalam bentuk buku peraturan Futsal oleh Luiz de Oliveira hingga diadopsi di tingkat internasional.

Olah raga ini berkembang pesat di Brasil bahkan hingga kini menjadi pusat permaian futsal dunia, yang dikompetisikan di bawah naungan Fédération Internationale de Football Association (FIFA) di seluruh dunia.

Konon para pemain legenda dunia di negara tersebut seperti Pele, Zico, Socrates, Bebeto, dan bintang-bintang top Brasil lainnya.mengembangkan bakat dan ketrampilannya mengolah bola di lapangan futsal.

Pada tahun 1965, Confederación Sudamericana de Fútbol de Salón (Konfederasi Futsal Amerika Selatan) dibentuk, terdiri dari Uruguay, Paraguay, Peru, Argentina dan Brasil.

Setelah organisasi dibentuk ditahun yang sama kompetisi Futsal Internasional “Sout American Cup” pertama di gelar, Paraguay tercatat sebagai negara pertama juara turnamen tersebut. Turnamen ini terus berlanjut hingga 1979, namun Brasil menjadi Tim yang paling berkuasa dan tak terkalahkan.

Turnamen itu juga yang menarik perhatian media Amerika Selatan, yang mulai mengikuti perkembangan futsal secara berkala. Jurnalis José Antônio Inglêz disebut sebut sangat berjasa terhadap penyebaran permainan ini dengan cepat, dan juga dianggap sebagai orang yang menciptakan nama "futsal" untuk mendefinisikan olahraga ini.

Dalam versi lainnya seperti dirilis intisari online, Istilah "futsal" sendiri dipopulerkan oleh Alexander Para, dari Federasi Minisoccer Amerika Serikat. Dia tahu, jika masih menggunakan nama "sepakbola" akan susah untuk mendapatkan atau menyewa tempat pertandingan, terutama di sekolah-sekolah di AS. Hingga pada 1985, ketika sedang berada di kejuaraan futsal dunia di Spanyol, muncullah ide itu.

Orang Spanyol atau Portugal menyebut sepakbola dengan "FUTebol atau FUTbol" sementara ruangan adalah "SALon atau SALa. Sebelumnya, ketika kejuaraan dunia, FIFUSA menggunakan istilah FUT-SAL dalam program mereka. Dan dari situlah Para lalu menggabungkan dua kata itu sehingga lahirlah istilah "futsal".

Futsal mulai popular di Amerika Selatan di tandai dengan pembentukan Federación Internacional de Fútbol de Salón (FIFUSA) di Sao Paulo pada tahun 1971, beranggotakan 32 negara diantaranya Argentina, Bolivia, Brasil, Paraguay, Peru, Portugal, serta Uruguay. Sejak itu kejuaran dunia mulai di gelar.

João Havelange tercatat sebagai Presiden pertama FIFUSA yang didampingi sekretarisnya Luiz Gonzaga de Oliveira. Tahun 1975, kepala Federasi diserahkan kepada FIFA, lima tahun kemudian (1980) kepala Federasi terpilih  Januário D'Alessio Neto mulai berupaya agar olahraga ini diakui di seluruh dunia oleh badan-badan supranasional.

Kejuaraan Dunia FIFUSA pertama diadakan di São Paulo, Brasil, pada tahun 1982 dengan tim tuan rumah Brasil dinobatkan sebagai juara. Tiga tahun kemudian (1985) kejuaran duniia Futsal mulai di gelar di Eropa tepatnya di Madrid, Spanyol.

 

Futsal Masuk Ke Indonesia

Futsal sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1998 namun, sejarah futsal di Indonesia resmi diawali sejak tahun 2002 saat Indonesia ditunjuk untuk menjadi tuan rumah oleh Asian Football Confederation (AFC) untuk menjadi tuan rumah putaran final kejuaraan futsal tingkat Asia di Jakarta yang berlangsung, 22 – 30 Oktober 2002.

Berkembangnya olah raga ini di Indonesia tak lepas dari peran Justinus Lhaksana. Pria yang akrab disapa dengan panggilan coach JL ini pernah tinggal di Belanda dan memiliki sertifikat kepelatihan futsal dari Asosiasi Sepakbola Belanda.

Tahun 2003 bersama dengan almarhum Adjie Massaid, ia mendirikan Tifosi AMFC yang hingga kini  masih aktif membuka kelas baru dan berinisiatif  menggelar Kejuaraan U-19 dan Liga Pelajar sejak tahun 2018.

Justinus Lhaksana

Dalam catatan ilmiah lainnya Basmi, Arham, Sudirman, dan Badaru, (2018) menyebut Almarhum Rolland Hermanus Pattinasarany atau Ronny Pattinasarany sebagai salah satu pelopor Futsal Indonesia.

Tahun 2000, Ronny Pattinasarany diminta oleh PSSI untuk mengikuti coachingclinic futsal di Malaysia dan sejak saat itu beliau memperkenalkan dan menyebarluaskan futsal ke berbagai kalangan termasuk pula kepada pesepakbola profesional di Indonesia dan maupun ke sekolah sekolah sepak bola.

Ia banyak terlibat dalam pembinaan pemain futsal usia muda,  selain itu mantan pesepak bola nasional itu juga mendirikan Badan Futsal Nasional (BFN) yang kemudian bertransformasi menjadi Federasi Futsal Indonesia (FFI) pada 2014, mungkin karena itu ia  dijuluki sebagai “Bapak Futsal Indonesia”.

Selain Justinus Lhaksana, Adjie Massaid, Ronny Pattinasarany juga ada beberapa tokoh lainnya yang berjasa dalam pengembangan Futsal di Indonesia diantaranya Wandy Batangtaris, anggota Komite Futsal FIFA dan  Hary Tanoesoedibjo ketua Federasi Futsal Indonesia (FFI) yang memiliki peran penting terhadap kemajuan Futsal di Indoensia.

FFI merupakan badan resmi di bawah PSSI yang mengurusi olahraga futsal di Indonesia yang bertransformasi dari AFI (Asosiasi Futsal Indonesia), yang sebelumnya dibentuk karena pembubaran dari BFN. Organisasi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan kompetisi utama futsal tingkat nasional di Indonesia.

Pada mulanya, kompetisi musiman Futsal di Indonesia bernama Indonesia Futsal League (IFL) dan Liga Futsal Wanita Indonesia (LFWI). Tetapi pada tahun 2015, IFL berganti menjadi Pro Futsal League (PFL) dan LFWI berganti nama menjadi Women Pro Futsal League (WPFL).

Turnamen yang digelar FFI di berbagai kabupaten hingga provinsi menjadikan futsal benar-benar semakin memasyarakat ditandai dengan banyaknya lapangan futsal yang di bangun di banyak kota di Indonesia.

Kini olahraga Futsal semakin berkembang di Indonesia. Timnas Futsal Indonesia berada di 10 besar Peringkat Asia di posisi 10 dan menjadi big 4 di Asia Tenggara bersama Thailand, Vietnam dan Australia.

PON XXI Aceh-Sumut 2024 menandai tonggak sejarah bagi futsal di Indonesia. Untuk pertama kalinya, futsal dipertandingkan secara resmi dalam ajang multi-event olahraga terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa futsal telah berhasil menembus level tertinggi dalam dunia olahraga nasional dan mendapatkan tempat yang sejajar dengan cabang olahraga lainnya seperti sepak bola, bola basket, dan voli. [Sayed Afif]