Mitigasi Bencana di Rayek Kareung ; Kolaborasi dengan Mahasiswa Unimal, Pemko Lhokseumawe Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan
LHOKSEUMAWE – Pj. Walikota Lhokseumawe A. Hanan, menerima mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) diruang kerjanya, Jum’at (8/7/24) lalu. Tak hanya sendiri ia juga meminta Camat Blang Mangat Sapriadi, S.STP, MSM dan Kabag Prokopim Darius untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut.
“ini bukan pertemuan biasa, kami membicarakan rencana menerapkan beberapa inovasi mahasiswa Unimal untuk menangani banjir dan ketahanan lingkungan di Desa Rayek Kareung Kecamatan Blang Mangat “ ujar Hanan.
Rayek Kareung adalah salah satu desa di kecamatan Blang Mangat yang berbatasan dengan Aceh Utara, setiap tahun desa ini dilanda banjir akibat kiriman air dari Aceh Utara.
Saat banjir melanda, puluhan hektar sawah di kawasan ini tergenang air, warga mengungsi, sekolah ditutup, dan aktifitas masyarakat terganggu dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Mahasiswa Unimal dari UKM Sains Riset dan Robotika (SRR) rencananya akan melakukan pengabdian di desa tersebut dengan menerapkan beberapa inovasi yang diharapkan dapat membantu masyarakat di desa tersebut dengan program konservasi air untuk meningkatkan ketahanan lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim .
Kegiatan ini didanai oleh kementerian pendidikan dan kebudayaa Republik Indonesia dalam program penguatan kapasitas organisasi mahasiswa (PPK Ormawa), selama tiga bulan mereka turun ke desa dengan didampingi dosen ahli sipil dan antropolog untuk menerapkan beberapa teknologi yang diharapkan bisa bermanfaat untuk mengatasi banjir di kawasan itu.
A. Hanan merespon serius, rencana ini dan meminta Camat Blang Mangat dan Keuchik Desa Rayek Kareung serta dinas terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) untuk memberikan dukungan penuh selama pelaksanaan program.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi pemerintah kota dengan perguruan tinggi, implementasi dari MoU yang telah ditandatangi beberapa waktu lalu, dari kegiatan ini nantinya akan melahirkan Memorandum of Agreement (MoA) ditingkat kecamatan dan Implementasi Agreemen (IA) di tingkat desa, kami berterima kasih banyak kepada Kampus Unimal yang sudah mengambil peran untuk ikut menyelesaikan masalah di Kota Lhokseumawe” lanjut Hanan.
Keseriusan Pemko Lhokseumawe terhadap program mahasiswa SRR Unimal ditunjukan dengan mengutus Staf Ahli Walikota Lhokseumawe Bidang Keistimewaan, Sumber daya Manusia dan Kerjasama Ir. Mehrabsyah, MM, untuk meresmikan program tersebut, Senin (15/7/24) karena dia tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut berhubung ada tugas mendesak ke Jakarta.
Hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Meunasah Rayek Kareung itu, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Lhokseumawe, Kabag Prokopim Darius, Danramil Blang MangatMangat Kapten Inf Azwani, perwakilan Polsek setempat, Camat Blang Mangat Supriadi, S. STP., MSM., dan aparatur desa setempat.
Kordinator Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Universitas Malikussaleh tahun 2024 Mujiburahman, S. Pd., M. Hum., dalam sambutannya menjelaskan, PPK Ormawa berbeda dengan KKN.
PPK ormawa adalah sebuah program Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen Perguruan Tinggi Riset dan Teknologi, Kemendikbud yang memberi kesempatan kepada ormawa dilingkungan kampus untuk ikut terlibat menyelesaikan persoalan di masyarakat dengan berbagai inovasi terapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Alhamdulillah, proposal yang diajukan UKM SRR terpilih menjadi salah satu dari ribuan proposal lainnya dari seluruh Indonesia" ungkap Dr. Mujiburahman.
Dijelaskan, program ini tidak serta merta karena mahasiswa telah melakukan pemetaan masalah ke Rayek Kareung jauh sebelumnya. Salah satu masalah yang ditemukan UKM SRR adalah banjir yang melanda kawasan ini setiap tahunnya sehingga program yang akan dilaksanakan selama tiga bulan ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Program Konkrit yang akan dilaksanakan di Rayek Kareung, Eco Water Tank yaitu pemeliharaan drainase berwawasan lingkungan, penerapan resapan bioporibiopori, pompa air berbasis panel surya, pembuatan rain water harvesting, pembentukan relawan peduli lingkungan dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan sosialisasi dampak perubahan iklim kepada masyarakat.
"Target program ini adalah tersedianya air bersih berkelanjutan, meningkatkan efisiensi sistem drainase dan meminimalisir genangan air pada musim banjir" Ungkap Ketua Tim Program, Rahmatul Maulana.
Tujuan akhir dari program ini adalah mewujudkan Rayek Kareung menjadi Desa Pro Iklim, implementasi program ini diharapkan menjadi Role Model bagi penerapan Gampong Iklim di Kota Lhokseumawe.
Keuchik Gampong Rayek Kareung Ilyas Idris telah menyiapak tempat dan siap memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk mengimplementasi inovasi mahasiswa di desanya.
"ini program baru yang belum pernah ada di gampong kami, kami siap memberi dukungan penuh dan terima kasih kepada mahasiswa Unimal yang telah memilih Rayek Kareung sebagai desa pengabdian kampus, semoga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat" ungkapnya.
Sejak bulan Juli hingga Oktober 2024 mahasiswa Unimal di Rayek kareung telah membangun Eco-Water Tank seluas 13,5 meter kubik yang mampu menampung sebanyak 13.500 liter air, yang digunakan untuk memanen air hujan (Rain Water Harvesting) yang kemudian diolah menjadi air bersih dengan teknologi penyaringan (Filterisasi), membangun Panel surya berbasis energy matahari untuk menggerakan pompa air, menerapkan teknologi lubang resapan biopori, pemeliharaan drainase serta mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi masalah lingkungan, termasuk pelatihan tentang penanganan banjir, pengelolaan air, dan praktik-praktik konservasi air yang sejalan dengan penerapan Eco-Water Tank.
Air Bersih dan Penanganan Banjir
Eko Water Tank yang dibuat mahasiswa dapat memberikan sumber air tambahan yang bermanfaat di musim kemarau.
“Dimusim hujan air ditampung ke Wko-Water Tank, lalu dialirkan ke Filterisasi yang dibuat dengan 10 lapis penyaringan dan mampu menghasilkan air bersih yang disimpan pada wadah seluas 3 meter kubik, air dipompa ke Polytank dengan menggunakan mesin Pompa dengan menggunakan Panel Surya berbasis energy matahari tanpa harus mengeluarkan biaya listrik, masuk ke Polytank dengan kapasitas 1.500 liter, nah, dari Polytank ini air dapat dialirkan sesuai kebutuhan yang bisa digunakan untuk minum, cucu, mandi, kolam ikan dan perkebunan khususnya di musim kemarau” jelas Maulana.
Untuk mempercepat surutnya air saat banjir melanda desa Rayek Kareung, dibangun teknologi resepan biopori di beberapa lokasi. Biopori ini efektif menyerap air sehingga genangan air tidak bertahan lama di lingkungan masyakarat.
Penyebab meluapnya air ke lingkungan masyarakat desa Rayek Kareung menurut Maulana adalah drainase yang tidak terawat, dan penuh sampah sehingga saat musim penghujan menjadi penghambat lajunya air.
Karena itu bersama dengan warga dan pemuda setempat, mereka melakukan pembersihan dan pemeliharaan drainase utama yang melintasi di desa Rayek Kareung dengan, Minggu (1/9/24)
“Dengan drainase yang bersih, aliran air dapat berjalan lancar, mencegah genangan yang dapat merusak infrastruktur, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, jika pembersihan seperti inii bisa dilakukan secara rutin oleh warga setempat maka resiko banjir bisa dikurangi” ungkap Maulana.
Mahasiswa juga melaksanakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi masalah lingkungan, termasuk pelatihan tentang penanganan banjir, pengelolaan air, dan praktik-praktik konservasi air.
Diklat tersebut didukung penuh oleh Instansi terkait di Lhokseumawe, seperti pelatihan tentang lubang resapan Biopori dan Pompa Air Berbasis Panel Surya untuk mendukung program konservasi air yang dilakukan pada Jum’at 30 Juli 2024 lalu.
Kepala Bidang Pertamanan & Penghijauan DLHK, Hasrinuddin, S.Sos, Analis Taman T.Ery Mulyadi, S.T, dan Pengawas Lingkungan Hidup Mudri Alisno, S.T. ikut hadir dalam kegiatan tersebut dan berpartisipasi menajdi pemateri.
Hasrinuddin dan T.Ery Mulyadi memaparkan tentang Kampung Iklim dan edukasi resapan biopori, sedangkan Mudri Alisno menjelaskan mekanisme pompa air berbasis panel surya.
"Pelatihan ini dirancang untuk membuka wawasan tentang teknologi ramah lingkungan yang esensial dalam pengelolaan sumber daya air dan mitigasi perubahan iklim, dengan memanfaatkan lubang resapan biopori untuk meningkatkan infiltrasi air hujan dan pompa air berbasis panel surya sebagai solusi energi terbarukan, kita tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga menciptakan dampak positif yang signifikan untuk mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan."sebut Maulana.
“ Untuk kami, ini adalah langkah maju dalam energi hijau yang ramah lingkungan kami berharap program ini dapat menjadikan Desa Rayeuk Kareung sebagai desa yang unggul dalam pengelolaan lingkungan dan energi." Tambah Keuchik Gampong Rayeuk Kareung, Ilyas Idris.
Kegiatan mahasiswa di Rayek Kareung adalah pilot project yang diharapkan bisa menjadi pemantik bagi desa-desa lain untuk terlibat aktif bersama insan akademis didalam kampus untuk menyelesaikan berbagai masalah di desa amsing-masing, tentu saja akan didukung oleh pemerintah Kota Lhokseumawe.
Sebagai bentuk dukungan keberlanjutan Program ini dikecamatan Blang Mangat, Camat Blang Mangat, Sapriadi, S.STP, MSM telah menandatangi MoA dengan Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama (BAKPK) Unimal Dr. Nazaruddin, SH., M.Hum.
MoA tersebut merupakan Implementasi dari MoU yang pernah ditandatangi oleh Pj. Walikota Lhokseumawe yang mulai terealisasi pada tahun 2024 ini. [ADV]