Lhokseumawe Optimis, UMKM Jadi Pemicu Kebangkitan EkonomiĀ 

Lhokseumawe Optimis, UMKM Jadi Pemicu Kebangkitan EkonomiĀ 

Sejak dilantik menjadi penjabat Walikota Lhokseumawe, sector ekonomi menjadi prioritas perhatian Imran. Ia melihat masa kejayaan Petro Dollar hanya tinggal kenangan, sejak ditinggalkannya kota ini 30 tahun lalu tidak banyak yang berubah bahkan kondisi ekonomi mikro semakin terpuruk. 

Dalam jangka pendek, tak perlu berharap banyak dari sector Migas yang kini juga diketahui ada beberapa ada beberapa perusahaan yang sedang melakukan eksplorasi. 

Tentu saja dalam jangka panjang akan ada efek positif terhadap masyarakat, namun dalam jangka pendek masyarakat tak bisa berharap banyak dari hasil ekplorasi tersebut, dampaknya  juga bersifat makro.

Menurutnya dalam jangka pendek dan menengah pemerintah harus menciptakan kesempatan dan peluang bagi masyarakat agar memiliki sumber pendapatan yang dapat memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Imran melihat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai  potensi yang besar peluangnya untuk dikembangkan, khususnya kuliner yang selama ini tersebar di kota Lhokseumawe namun tidak tertata dengan baik bahkan menganggu ketertiban dan kenyaman kota.

Karena itu pemerintah mencoba memberi dukungan, dengan sedikit penataan agar hasilnya lebih maksimal dan potensi pasarnya lebih terkonsentrasi yang diahrapakan bisa member dampak terhadap peningkatan pendapatan para pelaku UMKM.

Salah upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Lhokseumawe dibawah kepemimpinan Imran adalah mengagas “ Ahad Festifal” yang Launching programnya pada Minggu, (6/11/22) lalu.


Jalan T. Hamzah Bendahara seputar lingkungan Mesjid Agung Islamic Center di sulap menjadi pasar kuliner dan pusat kumpul warga setiap hari Minggu. 

Konsep yang digunakan Car Free Day, tanpa kenderaan yang melintas di kawasan ini, hanya untuk rekreasi, olah raga dan berbagai event yang menghimpun berkumpulnya warga untuuk menghibur diri.

Imran  mengajak pelaku UMKM yang ada di Kota Lhokseumawe untuk ikut bergabung meramaikan arena Ahad Festifal dengan berbagai produk kuliner dan jasa permainan anak dan apa saja yang bsa diperdagangkan untuk bisa menghasilkan uang di arena tersebut.

“ Sediakan barangnya, saya kumpulkan pembelinya” ungkap Imran.

Saat pembukaan 95 UMKM ikut ambil bagian dalam Ahad Festifal, dan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
 

“Kegiatan Ahad Festival merupakan momen kebangkitan masyarakat Kota Lhokseumawe . Saya harap dan menghimbau harus saling bahu membahu untuk bangkit ekonomi pasca covid. Perekonomian rakyat terutama sektor usaha UMKM harus bangkit agi.” ujar Imran. 

Kegiatan Ahad Festival yang berkonsep "Car Free Day" itu diawali dengan kegiatan senam bersama, kemudian dilanjutkan pelepasan balon ke udara oleh pj walikota dan unsur Forkopimda. Dan dilanjutkan peninjauan bazar UMKM serta meninjau kegiatan mewarnai oleh ratusan anak anak di Museum.

Belum setahun diluncurkan Ahad Festifal telah menjadi branding Kota Lhokseumawe, setiap hari minggu diramaikan dengan berbagai event, pengunjungny juga tidak hanya dari Lhokseumawe tapi juga mulai berdatangan dari aceh Utara dan Bireun. 

Tak disangka warga yang sempat terpuruk dihantam covid 19 kini mulai bangkit lagi, mereka punya usaha baru yang sudah ada konsumennya.

Tidak pelaku UMKM, hadirnya Ahad Festifal ternyata juga membawa keberuntungan bagi pemuda seputar Lokasi Ahad Festifal (Mon Geudong, SImpang Empat dan Kuta Blang).

Ada pemuda yang dulunya nganggur kini mendapatkan pekerjaan baru sebagai juru parkir mingguan.

Rafli pemuda Mon Geudong mengaku saat ada keramaian (even) di lokasi Ahad Festifal pendapatan bisa 200 hingga 300 ribu perhari.

“ kalau tidak ada acara lumayan juga bang, dapat 50 sampai 100 ribu, Alhamdulillah dari pada nganggur, semoga ada acara disini setiap minggu” ungkapnya.

Usai Launching Pemko Lhokseumawe tidak hanya tinggal diam, namun terus berupaya menjadikan Arena Ahad Festifal sebagai pusat bisnis baru masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Strateginya adalah melakukan komunikasi dan kordinasi dengan berbagai kalangan baik dari swasta maupun pemerintah atau kalangan BUMN agar menjadikan lokasi Ahad Festifal sebagai Pusat aktivitasnya jika menggelar event-event.

“Alhamdulillah direspon dengan baik, beberapa instansi menggelar kegiatan di lokasi ini seperti gerak jalan santai, senam bersama, intinya silahkan berkreasi setiap hari minggu di lokasi ini, kita jadikan tempat silaturahmi, tempat rekreasi keluarga dan sebagainya, semakin banyak yang meramaikan maka semakin perputaran uang disini, dan semakin hidup UMKM  kita” ajak Imran.  

Bank Syariah Indonesia bersama Pemerintah Kota Lhokseumawe minggu (27/11/22) menggelar “Ahad Festival”. Acara yang berkonsep Car Free Day ini menghadirkan kegiatan fun walk yang memperebutkan doorprize sepeda motor. Berbagai kegiatan menarik lainnya ialah penampilan tarian massal, pagelaran musik, senam jantung sehat serta bazaar UMKM.

Ditengah berbagai kesibukannya, Pj Walikota Lhokseumawe, Dr. Drs. Imran M.Si, MA.Cd turut hadir pada kegiatan tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kota Lhokseumawe, M. Rizal, S.Sos., M.Si., mengatakan pelaksanaan Ahad Festival yang ke-empat ini melibatkan 156 UMKM di kota lhokseumawe, dimana sebagian nya adalah UMKM binaan BSI.  Terima kasih atas dukungan seluruh stakeholder yang turut berkontribusi dalam kegiatan ini sehingga pelaksanaan Ahad Festival mampu meningkatkan omzet UMKM di Kota Lhokseumawe.

Rizal menambahkan, Ahad Festival merupakan kegiatan rutin dilaksanakan setiap Ahad (Minggu) untuk memberikan ruang pemasaran produk UMKM dan pedagang kaki lima di Kota Lhokseumawe. “Pelaksanaannya berkonsep Car Free Day. Untuk memeriahkan kegiatan dilakukan kolaborasi dengan beberapa instansi dan komunitas-komunitas yang ada di Kota Lhokseumawe.

Minggu (03/08/23), masih di kegiatan Ahad Festival. RRI menggelar Kegiatan jalan sehat dalam program Gerakan Cerdas Memilih (GCM) memberikan hal positif bagi pedagang UMKM di kawasan ahad festival kota Lhokseumawe.

Acara tersebut dihadiri hampir seribuan peserta yang mengikuti jalan sehat dan senam sehat RRI Lhokseumawe.

Dalam kesempatan tersebut, seorang penjual makanan di ahad festival Muhammad Teguh menyampaikan dengan adanya kegiatan seperti ini dapat mendongkrak ekonomi pedagang yang berjualan diseputaran lokasi kegiatan.

"Kami sebetulnya senang aja kalau setiap minggu itu diadakan kegiatan seperti ini, apalagi hari ini Alhamdulillah cukup ramai masyarakat yang hadir", ujarnya.

"Ini rame lantaran ada kegiatan yang di adakan RRI, makanya rame seperti sekarang, jadinya dagangan kami cepat habis di borong  masyarakat yang hadir", tambah teguh.

Sebagai pedagang yang berjualan di ahad festival, Teguh berharap pemerintah daerah serta instansi lainnya maupun swasta untuk dapat sering-sering mengadakan acara seperti RRI supaya mendongkrak perekonomian masyarakat pedagang Kota Lhokseumawe.

Menurut kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM) Kota Lhokseumawe, Rizal belum setahun ini Jumlah UMKM meningakt dari 608 menajdi  708 UMKM.

Artinya ada perkembangan signifikan, ini efek dari adanya pasar baru  yang dibuka pemerintah yang dikemas secara modern dan kreatif seperti Ahad Fesfal salah satunya.

Pj. Walikota Lhokseumawe memang sangat serius dan optimas  mengembangkan UMKM dikota Lhokseumawe bahkan dalam forum Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) wilayah Sumatera Imran berhasil meyakinkan Lhokseumawe pantas menjadi tuan rumah Sarasehan Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Korwil Kordinator Wilayah (Korwil) I APEKSI yang direncanakan berlangsung 12-16 November mendatang.

Ditunjuknya Lhokseumawe menjadi tuan rumah Saresahan UMKM Se-Korwil I APEKSI karena dinilai cukup berhasil dalam pembinaan UMKM ditandai dengan apresiasi dari beberapa lembaga seperti dari Bank Indonesia karena berhasil kendalikan inflasi dan award dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) sebagai pemimpin daerah peduli UMKM.

Menurut Pj. Walikota Lhokseumawe, Dr. Imran, Selasa (29/8/23) usai mengikuti rapat persiapan bersama anggota Korwil I APEKSI di LT. II kantor Walikota Medan.

“Kegiatan ini sebenarnya dijadwalkan 20-25 Oktober 2023, namun karena ada event Turnamen sepak bola Kota Siantar, maka dalam rapat hari ini disepakati kita geser ke 12-16 November 2023” 

Dalam event ini berbagai UMKM 23 Kota dari 5 Provinsi yang masuk Korwil I APEKSI akan hadir ke Lhokseumawe. Selain itu juga menurut Imran akan diundang kabupaten yang berdekatan dengan Lhokseumawe seperti Bireun, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, dan Langsa untuk meramaikan Sarasehan tersebut.

“Kita hanya tuan rumah, sedangkan terkait permasalahan administrasinya ditangani langsung oleh APEKSI, Sarasehan ini akaan di padukan dengan Festival Budaya Lokal, sehingga pelaku seni dari sekolah-sekolah dan sanggar seni di Kota Lhokseumawe bisa berperan aktif dalam event tersebut”.

Ia berharap Saresehan ini bisa menjadi momentum untuk bangkitnya kembali Lhokseumawe yang dulunya sebagai Kota Petro Dollar penghasil Gas Alam dan Minyak Bumi, kini bisa bertransformasi menjadi kota UMKM di Aceh. [Adv]