Tradisi Khanduri Laot Potensial Jadi Daya Tarik Wisata Di Lhokseumawe
LHOKSEUMAWE – Tradisi khanduri laot dapat menjadi daya tarik wisata, sehingga masyarakat di Pantai Ujong Blang semakin berkembang, dan tentunya jika lokasi pantai dan laut kita bersih dan nyaman, akan banyak tamu luar daerah yang datang.
Demikian disampaikan Pj Walikota Lhokseumawe, Dr. Imran, saat menghadiri acara khanduri laot di Kuala Ujong Blang Lhokseumawe, Kamis (15/9/22).
Imran juga mengajak kepada masyarakat di Ujong Blang untuk senantiasa bersama-sama menjaga kelestarian dan kebersihan laut karena kita telah diberikan rezeki oleh Allah di laut.
“Jika ada orang yang membuang sampah dan mengotori laut disini, tolong kepada panglima laut, para sesepuh dan masyarakat Ujong Blang untuk di tegur,“ ujarnya.
Harapan dan cita-cita orang nomor satu di Kota Lhokseumawe tersebut bukan tanpa alasan. Dikutip Ensiklopedia Kebudayaan Aceh, adat meulaot di Aceh mencakup empat hal, yaitu; adat sosial, adat pemeliharaan lingkungan, adat khanduri laot, dan adat barang hanyut.
Keempat cakupan adat melaot ini memberikan makna bahwa setiap individu maupun kelompok masyarakat tidak dibenarkan memperlakukan laut dengan semena-mena sehingga dapat merusak lingkungan sosial dan kehidupan manusia.
Khanduri laot yang berlangsung di Kuala Ujong Blang Lhokseumawe tahun ini terlaksana dengan lancar atas dukungan dari Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan Zaratex NV sebagai sponsor utama.
Dalam kesempatan yang sama, Pj Walikota secara simbolis menyerahkan santunan kepada 20 anak yatim/piatu yang berasal dari masyarakat pesisir di Kuala Ujong Blang.
Penyerahan santunan kepada 20 anak yatim piatu, Foto : Humas Lhokseumawe
Hadir mendampingi Pj Walikota, Kepala Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian dan Pangan (DKPP) Kota Lhokseumawe Bukhari, S.Sos., M.Si., Kasat Airud Polres Lhokseumawe AKP Ibnu Sakdan, Kapolsek Banda Sakti Iptu Faisal. SH, Batuud Koramil 16/Banda Sakti Peltu Rahmad Hidayat, Pj Keuchik Ujong Blang Badruzzaman serta Panglima Laot Ujong Blang. [Nanda AB]
