Jemput bantuan ditengah gejolak sosial, pengusul rumah rehab (ALADIN) siap perbaiki ribuan hunian di Aceh Timur.

ACEH TIMUR- Sejak muncul nya gejokak sosial bantuan rumah rehab lantai, dinding dan atap (ALADIN ) 3 tahun terahkir di kabupaten Aceh Timur, nyaris terhenti. Gencarnya perlawanan masyarakat dari dugaan ketidakberesan pembangunan tersebut, tidak menyurutkan keinginan warga meminta kembali bantuan itu digelontorkan. Gayung bersambut, tahun 2023 pemerintah pusat kembali mempercayakan tokoh masyarakat setempat, T. Oktaranda S.H. mempoles hunian itu.
Kendati persoalan Gejolak sosial dan kenginan masyarakat itu terus mengema, namun pemerintah pusat tetap berencana membantu sedikitnya rumah rehab 1.200 unit. Pembangunan nya akan dimulai 2 minggu mendatang dan tersebar di 200 desa, dari wilayah barat hingga wilayah timur. Dimana perunit Rumah rehab, pemerintah menyediakan anggaran perunit 20 juta rupiah.
Oktaranda selama memulai karirnya sebagai pengusul rumah rehab di Aceh Timur dari tahun 2009 hingga 2023 memahami fenomena ketidakadilan yang terjadi selama ini karena banyak nya muncul keluhan dari penerima, terkait biaya upah tukang.
T. Oktaranda, S.H.
Dari data lapangan menunjukkan selama ini buruh bangunan meminta upah 1 unit rumah rehab rampung pengerjaannya 3 hingga 3,5 juta rupiah sementara dalam rencana anggaran biaya (RAB) pengusul 2,5 juta rupiah.
“Sekarang itu kendala besar sebagai contoh progres pekerjaan belum 30 persen, penarikan uang belum bisa dilakukan sementara tukang selesai pekerjaan minta uang, Jadi itu kita minta kepada masyarakat untik mencari tukang sendiri, ini sebagai bentuk tanggung jawab.”
Dijelaskannya Kesalafahaman selama ini harus diluruskan dilapangan, dengan cara mencari solusi kendala dihadapi penerima bantuan. Saling kerjasama antara warga penerima bantuan memberi masukan ke pihak pengusul.
Selain itu konsultan, pihak pelaksana dan ketua kelompok harus menerangkan perlu adanya swadaya masyarakat, swadaya tersebut dengan memberikan dukungan dana, sesuai dengan kemampuan.
Dana swadaya masyarakat yang bervariasi tersebut dapat diperuntukan sebagai tambahan upah tukang, dapat pula diperuntukan penambahan material bahan bangunan. Bila masyarakat keberatan memenuhi dukungan dana swadaya, maka konsultan harus membatalkan warga tersebut sebagai daftar penerima.
“Bila di bandingkan beberapa tahun lalu uang dikutip dari masyarakat namun pengerjaan nya tidak selesai. Namun kondisi saat ini di lapangan yang harus di luruskan antara konsultan, pelakasan lapangan dengan masyarakat, agar saling memberi pemahaman. “
Rumah Rehab aladin ini, memiliki komponenn material papan, pasir, dan semen, dengan katagori rumah sangat sederhana (RSS) diperhitungkan menghabiskan anggaran 17,5 juta rupiah. Bantuan rumah rehab ini juga cocok bagi masyarakat yang membangun rumah baru.
Dari 1.200 unit lebih bantuan rumah rehab, yang bakal dikerjakan Kabupaten Aceh Timur masih membutuhkan 8 ribu rumah rehab tambahan di tahun 2023. Harapannya, di tahun tahun politik masyarakat diharapakannya juga dapat memberikan dukungan kepadanya untuk melalui jalur pesta demokrasi tahun 2024 mendatang. [Firdaus]