Akibat Banjir, Satu Desa di Kabupaten Bireuen Terisolir
BIREUN – Akibat banjir yang melanda sejumlah Kecamatan di Kabupaten Bireuen sejak Minggu, (22/1/23) dikabarkan satu desa terisolir, sehingga bantuan terpaksa diantar menggunakan speed boat.
Menurut koordinator Tagana Bireuen Zulfikar, Desa yang terisolir adalah Desa Paya Baro, Kecamatan Gandapura, dengan ketinggian air mencapai dua meter.
“Sejak kemarin bantuan kita antar menggunakan speed boat, ketinggian air rata-rata 40 centimeter sampai dengan satu meter di pemukiman penduduk, mereka tidak dievakuasi karena memilih bertahan di lokasi pengungsian meunasah di desa itu, jadi tim Tagana memilih untuk mengantar bantuan langsung ke lokasi” kata Zulfikar,
Selanjutnya, di Desa Matang Sagoe Kecamatan peusangat terdapat tiga rumah milik warga dengan kondisi rusak parah dikabarkan akibat tertimbun tanah longsor.
“Rumah itu milik Muslim Ismail usia 45 tahun, Suryadi AR 44 tahun dan juga milik Munazar usia 40 tahun,” terang zulfikar.
Banjir di Kabupaten Bireuen terjadi akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan meluapnya Sungai Krueng Leubu di kecamatan Makmur serta sungai Paya Kareung di Kecamatan Peusangan, hingga ke pemukiman warga.
Sampai saat ini jumlah pengunsi akibat banjir mencapai 1.433 jiwa dari 414 KK, dengan lokasi pengungsian tersebar tesebar dibebarapa kecamatan yang dilanda banjir, masing- masing di Kecamatan Peusangan, Kuala, Kota Juang, Makmur dan Gandapura.
Sejauh ini Tagana masih terus menyalurkan bantuan yang disasar ke lokasi pengungsian. Zulfikar menghimbau agar masyarakat segera melapor ke pihaknya apabila membutuhkan bantuan sembako atau ada korban yang sakit untuk evakuasi ke rumah sakit.
“Bantuan kita antarkan langsung ke lokasi pengungsian. Ada empat lokasi pengungsian, sejauh ini untuk sembako tidak ada kekurangan karena kemarin sudah diantar dari Provinsi,” tutupnya.
