Alat Tangkap Tak Ramah Lingkungan Rusak Ekosistem Laut Lhokseumawe, Dosen Unimal Gelar Pelatihan
LHOKSEUMAWE – Tida dosen Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Dr Faisal Matriadi, Imam Shadiqin dan Chalirafi, menggelar pelatihan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan kepada nelayan tradisional di Gampong Hagu Selatan Kecamatan Banda Sakti kota Lhokseumawe, berlangsung dua hari Sabtu-Minggu, 4-5 November 2023.
Ketua tim Pelaksana kegiatan, Dr. Faisal Matriadi, S.E., M.Si., mengatakan pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para nelayan tradisional terhadap pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut untuk mewujudkan usaha penangkapan perikanan yang berkelanjutan.
Menurut Faisal, ekosistem laut di perairan Lhokseumawe mulai rusak dan mengancam kehidupan nelayan tradisional yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan.
" Ekosistem laut yang ada di perairan Aceh khususnya Kota Lhokseumawe, sudah turun drastis, beberapa jenis ikan sudah sangat langka di perairan ini" Ungkap Faisal dalam penelitianya yang dilakukan pada tahun 2000.
Disebutkan, sebelum tahun 2000 ikan tuna, GT dan berbagai jenis ikan tongkol masih sangat banyak ditemukan diperaiaran dangkal termasuk jenis ikan lainnya seperti teri, barakuda, besar mata, gembung, pilok, tamban, nagin angin, meneng, bawal serta berbagai jenis ikan karang lainnya sangat banyak ditemukan dikawasan perairan Kota Lhokseumawe dan dapat ditangkap oleh nelayan tradisional dengan meggunakan alat tangkap sederhana seperti pukat darat dengan jumlah melimpah hingga puluhan ton.
Kini semua jenis ikan tersebut sudah sangat langka diperairan dangkal sehingga daya tangkap nelayan tradisional juga semakin menurun.
" Sekarang untuk menangkap ikan dengan jumlah besar nelayan harus mencari ikan kelaut lepas dengan jangkauan yang jauh dan waktu yang lama" tambah Faisal, Minggu (5/11/23)
Dalam risetnya Faisal menjelaskan, langkanya ikan di kawasan perairan dangkal kota Lhokseumawe disebabkan karena pola tangkap yang berlebih (overfishing) serta penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yang oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mereka menggunakan mini trawl atau cantrang serta jaring teri yang sangat rapat sehingga bibit ikan yang sangat masih sangat kecilpun ikut musnah.
" ini adalah pola tangkap yag tidak selektif, dampaknya ekosistem laut rusak dan mengancam usaha penangkapan ikan dalam jangka panjang selain itu juga mengganggu tingkat ketersediaan ikan sebagai sumber protein bagi kehidupan manusia" paparnya.
Ditegaskan, merusak ekosistem laut sama dengan merusak sumber pendapatan nelayan dalam jangka panjang.
"Jangan terlena dengan kepentingan dan pendapatan jangka pendek namun kita harus peduli terhadap keberlanjutan" lanjut Faisal.
Sebagai Praktisi perikanan tangkap, Faisal Matriadi mengajak masyarakat nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan menghindari penggunaaan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan perairan.
Dengan bersama-sama menjaga ekosistem laut dan menghindari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan diharapkan ekosistem laut yang rusak dan populasi ikan yang berkurang diharapkan bisa diperbaiki di masa depan dan jumlah populasi ikan akan meningkat yang member dampak positif bagi kesejahteraan nelayan.
Secara detil tentang pentingnya menjaga ekosistem laut disampaikan Prof. Saifuddin dan Dr. Mariyudi sebagai pemateri dalam pelatihan itu.
Dr. Ikramuddin yang juga terlibat dalam pelatihan tersebut, menyarankan para nelayan agar memiliki kegiatan tambahan yang dapat menambah pendapatan. Sektor home industri dapat menjadi alternative yang dapat para nelayan dan keluarganya agar untuk menjamin kelangsungan hidup.
Selain pelatihan para nelayan juga mendapat bantuan alat bantu penangkapan ikan yang ramah lingkungan untuk mendukung aktivitasnya.
Kegiatan ini disambut baik oleh Geuchiek Hagu Selatan Zulfitrian, sekaliguas memberikan apresiasi kepada para dosen Unimal yang menginisiasi pelatihan ini dan tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat nelayan di wilayahnya.
Dikesempatan yang sama, selain menjaga ekologi laut dan menghindari penggunaan alat tangkap yang berpotensi merusak lingkungan, Zulftrian juga menghimbau warganya khususnya nelayan agar menjaga kebersihan pesisir pantai
Pelatihan dan pemberian bantuan alat tangkap sederhana itu merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang di inisiasi oleh Dr. Faisal matriadi, Chlalirafi dan Imam Shadiqin, sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. [*]