Tanggap Bencana, 14 AJI Se-Sumatera Gagas Gerakan BersamaJaga Lingkungan

BANDA ACEH - Bencana alam yang kian marak terjadi di Sumatera seperti banjir bandang, longsor, kebakaran hutan, pencemaran air dan udara hingga konflik satwa liar dengan manusia yang berdampak pada korban harta dan nyawa diduga kuat tak lepas dari makin parahnya kerusakan lingkungan di wilayah ini.
Isu lingkungan tersebut menjadi bahasan dalam pertemuan 14 ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Se-Sumatera yang di gelar 18-19 Mei 2022 silam di Banda Aceh, berbarengan dengan Workshop Jurnalisme Lingkungan yang di gelar Yayasan Auriga Nusantara.
"Tambang ilegal, deforestasi, perburuan satwa hingga konflik agraria hampir merata terjadi di setiap propinsi karena itu, penyelesaian masalah lingkungan di Pulau Sumatra, tak bisa dilakukan terpisah batas administrasi daerah," ujar kordinator wilayah (Korwil) Sumatera AJI, Adi Warsidi dalam siaran persnya.
Menyikapi kondisi ini AJI di wilayah Sumatera sepakat berkolaborasi membangun gerakan bersama menjaga lingkungan, bentuknya seperti peningkatan kapasitas jurnalis dalam meliputi isu lingkungan, liputan bersama, berbagi dan membangun pusat informasi, kampanye menjaga lingkungan dan membangun jaringan dengan masyarakat sipil.
Ketua Tim Program yayasan Auriga Nanang Farid Syam menyambut gagasan ini, pihaknya siap mendukung kerjasama dengan masyarakat sipil termasuk terlibat dalampenguatan kapasitas jurnalis meliput isu lingkunga.
Salah satu yang dipelajari jurnalis dalam workshop dua hari Banda Aceh adalah mendalami teknik membaca data lingkungan Pulau Sumatra dari database yang sudah dibangun Yayasan Auriga yaitu situs auriga.or.id, mapbiomas.nusantara.earth, trase.earth serta pasopati.id.
"Kawan-kawan jurnalis dapat memanfaatkan database yang sudah kita bangun" pungkas Nanang. [redaksi.25/ril]