Rahmad, Putra Aceh Keliling Nusantara Perkenalkan Kopi Aceh

Rahmad, Putra Aceh Keliling Nusantara Perkenalkan Kopi Aceh
Rahmat Hidayat berjualan kopi saat singgah depan tugu monas Jakarta - Foto : ist

JAKARTA – Rahmat Hidayat  pria kelahiran Cot Bada Baroh Kecamatan Peusangan Bireuen Aceh Jeumpa 28 Januari 1993,  berkeliling nusantara mengenderai becak motor (Betor). Uniknya, betor yang kendarainya itu dimodikasi sedemikian rupa mirip kedai kecil (Gerobak Kopi: Rahmat memberi nama betornya itu). Bersama gerobak kopinya, ia pun menjajakan seduhan kopi khas Aceh ditiap kota yang singgahinya dengan varian kopi saring dan kopi khop (tertelungkup_Red; sebuah tradisi unik dalam meminum kopi bagi masyarakat Meulaboh Aceh Barat dengan gelas terbalik) 

Perjalanan keliling nusantara ini, ia awali di kota kelahirannya pada tahun lalu (12/09/2021) dan sekarang sudah berada di Jakarta dengan waktu tempuh selama 120 hari. 

Selama perjalanan Aceh menuju Jakarta, Rahmat bersama gerobak kopinya  telah singgah ke beberapa daerah di Pulau Sumatera, diantaranya Medan, Riau, Pulau Bengkalis, Batam, Jambi, Palembang, Lampung, Banten dan Jakarta. Rata-rata waktu yang ia singgahi sampai 3 hingga 4 hari bahkan, khusus di Batam, ia singgah selama 15 hari dan di Lampung selama 1 bulan sembari menjajakan kopi. Harga untuk kedua jenis tersebut dijualnya dengan harga bervariasi, kopi saring Rp. 5000,- dan kopi khop Rp.10.000,-. Dari hasil penjualan ini, ia pergunakan untuk biaya selama perjalanannya berkeliling nusantara dan sisanya dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk biaya umrah ibunya.

“Saya mulai berkeliling nusantara pada tahun 2019 lalu, dan kini hanya sebagian kota-kota sudah saya singgahi sambil berjualan kopi” ujar Rahmat saat berbincang dengan marjinal.id melalui sambungan telepon (16/2).

Ia mengungkapkan, apa yang dilakukan ini adalah mimpi untuk bisa menjelajahi nusantara dengan bermodalkan gerobak kopinya sembari mengumpulkan uang untuk biaya umrah ibundanya. selain itu juga mempelajari dan menjalin persaudaraan dengan suku, budaya yang berbeda ditempat yang ia singgahi.

“Mimpi berkeliling Indonesia sambilan berjualan kopi sudah saya rencanakan jauh-jauh hari. Apabila tanah Papua belum diinjakkan kaki, saya anggap misi ini belum berakhir” ujarnya. 

Sampai saat ini, Rahmat masih berada di Jakarta sembari menjajakan kopinya untuk biaya kelak melanjutkan perjalanannya di daerah lainnya di Pulau Jawa dan akan berakhir di Papua nantinya. 

“Mohon doa dari Pemerintah dan masyarakat Aceh, semoga berkeliling nusantara ini berjalan mudah dan lancar sampai ke tanah Papua dan semoga kopi Aceh semakin dikenal nantinya. Saya juga punya mimpi, selepas pulang ini mampu menyisihkan uang untuk biaya umrah haji ibu saya di kampung” tutupnya. (Nanda Al Bintang/25)