Unimal Constitutional Week III Dibuka Meriah, “Si Meurah” Jadi Ikon Budaya

Unimal Constitutional Week III Dibuka Meriah, “Si Meurah” Jadi Ikon Budaya
Kemeriahan pembukaan kegiatan UCW III di Universitas Malikusaaleh. - foto : dok. LPMH

LHOKSEUMAWE — Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh (Unimal) resmi membuka perhelatan Unimal Constitutional Week (UCW) edisi ketiga pada Selasa (30/9/2025) di Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe. Kegiatan tahunan yang diprakarsai Fakultas Hukum ini dimulai dengan seremoni pemotongan pita oleh Dekan Fakultas Hukum, Dr. Faisal Sag, S.H., M.Hum, yang turut disaksikan sivitas akademika, peserta dari sejumlah kampus, serta para tamu undangan.

Dalam sambutannya, Dr. Faisal menyampaikan rasa bangga atas kerja keras mahasiswa dan panitia. Menurutnya, UCW tidak hanya bernilai akademik, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar.

“Saya mengapresiasi penuh BEM Fakultas Hukum yang telah menginisiasi kegiatan ini. Harapannya, UCW III dapat terus berlanjut dan memberi kontribusi nyata, termasuk mendukung pertumbuhan UMKM di Lhokseumawe,” tutur Dr. Faisal.

Ketua BEM Fakultas Hukum, Ramazani Akbar, menjelaskan bahwa tahun ini UCW disusun dengan konsep yang lebih terbuka. Selain menghadirkan kegiatan edukasi seputar konstitusi, panitia juga menggandeng pelaku usaha mikro melalui penyediaan ruang bazar.

“Ini tahun ketiga UCW digelar. Kali ini kami ingin lebih inklusif dengan melibatkan UMKM. Terima kasih juga kepada semua panitia dan ORMAWA Fakultas Hukum atas dukungan mereka,” ucap Ramazani.

Senada, Ketua Panitia UCW III, Afandi Akbar, menambahkan bahwa acara ini mengundang partisipasi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan beragam kompetisi, mulai dari Lomba Karya Tulis Ilmiah, debat konstitusi, desain poster, hingga cabang lomba lain yang bersifat kreatif.

“Kami ingin UCW menjadi wadah pengembangan potensi mahasiswa antaruniversitas,” kata Afandi.

“Si Meurah”, Maskot Penuh Filosofi, meski tidak tampil langsung dalam bentuk fisik, penyelenggaraan UCW kali ini semakin berwarna dengan kehadiran maskot resmi bernama “Si Meurah”. Maskot berupa rusa jantan berbusana adat Aceh ini ditampilkan melalui ilustrasi di berbagai sudut acara.

“Si Meurah” dipilih karena melambangkan keteguhan, keberanian, dan identitas budaya Aceh. Keberadaannya di UCW mempertegas bahwa nilai-nilai konstitusi dapat berpadu dengan kearifan lokal, sekaligus mempercantik suasana kegiatan.