Wow.... Dosen FKIP Unimal Ungkap Konsep Kimia dan Fisika Dalam Kearifan Lokal Aceh

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Okt 2, 2024 03:30
0

Wow.... Dosen FKIP Unimal Ungkap Konsep Kimia dan Fisika Dalam Kearifan Lokal Aceh
Para calon guru mengikuti sosialisasi terapan konsep kimia dan fisika dalam kehidupan masyarakat Aceh - Foto : Fatur

ACEH UTARA - Ternyata konsep Kimia dan Fisika sudah sejak lama diterapkan dalam kearifan lokal masyarakat Aceh, cuma belum banyak yang  tahu tentang hal ini. 

Contoh konsep fisika dalam budaya lokal Aceh, seperti penggunaan prinsip hukum tekanan fluida dalam sistem irigasi tradisional dan hukum keseimbangan dalam konstruksi rumah panggung Aceh. 

Contoh lainnya, penerapan hukum gerak dalam alat tradisional seperti alat tenun yang digunakan dalam membuat kain songket Aceh.

Terapan konsep ilmiah dalam kehidupan masyarakat Aceh itu diungkap sejumlah Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh (Aceh), dihadapan puluhan mahasiswa calon guru dalam kegiatan sosialisasi Konsep Ilmu Fisika dan Kimia dalam Kearifan Lokal Aceh, di kampus Reuleut, Rabu (2/10/24) "

Sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan pengajaran yang relevan dan kontekstual bagi siswa di Aceh sekaligus merubah persepsi bahwa ilmu fisika dan kimia sebagai disiplin ilmu yang jauh dari kehidupan sehari-hari"  Ujar Ketua Pelaksana kegiatan, Nuraini Fatmi, M. Pd. 

Fatmi menyebutkan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat  Dosen FKIP Unimal.

Dengan kegiatan ini dosen yang terlibat ingin menunjukkan bahwa konsep ilmiah sebenarnya sudah diterapkan dalam budaya Aceh sejak lama, seperti dalam pengolahan bahan makanan, pertanian, hingga seni dan arsitektur tradisional. 

Demikian juga dengan konsep kimia, sudah dipraktekkan dalam  fermentasi alami pembuatan makanan tradisional seperti tape, atau konsep reaksi kimia dalam pengolahan rempah-rempah yang digunakan dalam masakan khas Aceh, seperti gulai dan kari.

Imam, salah satu mahasiswa calon guru yang ikut  menjadi peserta dalam sosialisasi tersebut mengaku mendapat pencerahan dan wawasan baru tentang bagaimana cara mengajarkan Ilmu Kimia dan Fisika di sekolah nanti, sehingga tidak menjadi bidang ilmu yang ditakuti siswa. 

"Saya jadi paham bahwa ilmu fisika dan kimia tidak hanya bisa diajarkan dengan cara yang abstrak, tetapi bisa dikaitkan dengan budaya lokal yang sudah dikenal siswa sehari-hari,” ungkapnya.

Kegiatan ini mendapat apreasiasi dari Ketua Program Studi Pendidikan (Kaprodi) Fisika FKIP Unimal, Fajrul Wahdi Ginting, M.Pd. 

Ia berharap sosialisasi ini dapat memperkaya metode pengajaran calon guru di masa depan. 

Dikatakan, kearifan lokal adalah bagian penting dari pendidikan. Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan budaya, para calon guru dapat lebih mudah menyampaikan materi kepada siswa secara kontekstual dan relevan. 

Fajrul berharap, para calon guru yang hadir dalam kegiatan ini meningkat kesadarannya akan pentingnya melestarikan budaya lokal dan memadukannya dengan pengetahuan modern.S

Selain itu, juga dapat mengintegrasikan konsep fisika dan kimia dalam pengajaran yang memanfaatkan kearifan lokal Aceh, sehingga ilmu pengetahuan dapat disampaikan dengan lebih mudah dan dapat dipahami oleh siswa di berbagai tingkatan pendidikan.

"Ini komitmen  FKIP Unimal untuk terus mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan relevan dengan kearifan lokal" Pungkasnya.

[Fatur/R25]