Peran Penting Sekolah Cegah Kenakalan Remaja di Lhokseumawe
Sejak dua tahun terakhir Kepolisian Kota Lhokseumawe penuh catatan Kriminal yang dilakukan oleh para remaja usia sekolah menengah Pertama dan Menengah Atas (SMP/SMA).
Perilaku mereka tidak hanya menganggu kenyamanan namun juga sudah mengancam keselamatan jiwa tidak hanya sesama remaja namun juga masyarakat umumnya.
Mereka menenteng senjata tajam di jalanan yang diduga untuk begal atau tawuran seperti yang terjadi bulan Juli 2023 lalu Polsek Banda Sakti menangkap lima remaja dan menyita enam bilah senjata tajam di Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, satu orang berumur 14 tahun, satu orang berumur 15 tahun, dan tiga lainnya berumur 16 tahun.
Jauh sebelumnya pada Jum’at, (14//4/22) sebelas remaja melalukan pengeroyokan menggunakan parang, batu, dan kayu terhadap seorang remaja berinisial SZ (13), warga Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, mereka berusia rata-rata 14 – 16 tahun. Tindakan mereka sangat sadis tidak hanya di pukuli dengn tangan terikat korban bahkan dimasukan kedalam selokan.
Bulan oktober 2022 Polsek Banda Sakti juga mengamankan lima remaja karena membacok orang yang sedang melintas di jalan Uteun Bayi kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
Belum lagi perbuatan asusila yang melibatkan remaja usia sekolah yang yang ditangkap Satpol PP dan WH. Dalam operasi satpol PP dan WH masih ditemukan pasangan remaja yang berkeliaran hingga lewat tengah malam, ditangkap warga dengan psangan bukan muhrim dan banyak lagi.
Penggunaan media sosial juga sangat memprihatinkan, sudah tidak tidak sehat dan bertentangan dengan norma-norma adat isiadat dan bertentangan dengan syariat Islam.
Dekadensi moral yang terjadi pada remaja di kota Lhokseumawe ini menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian khusus pemerintah Kota Lhokseumawe.
Berbagai upaya dilakukan agar kondisi ini bisa segera di atasi, salah satunya adalah memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan yang berlatarbelakang keagamaan.
“Sebagai putra Lhokseumawe saya merasa malu ternyata ditanah kelahiran saya kerusakan moral luar biasa, kalau ini tidak kita cegah saya tidak yakin generasi Lhokseumawe dapat kita selamatkan” ungkap Pj. Walikota Lhokseumawe Dr. Drs. Imran, M.Si., MA.CD., dalam sambutannya saat Wisuda Santriwan-santriwati Ma’had Ta’limul Qur’an (MATAQU) Ustman bin Affan, Minggu (5/3/23)
Imran menyampaikan Pemko tak akan mampu menyelesaikan masalah ini sendiri, perlu peran orang tua dan lembaga-lembaga pendidikan karena menurut dia seharusnya hal ini tidak terjadi karena para pelaku adalah remaja yang masih berstatus pelajar yang sedang menempuh pendidikan.
Imran mengingatkan tujuan nasional pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
“ Untuk mencapai tujuan inilah sekolah ada, karena itu mari kita coba maksimalkan peran sekolah untuk tidak hanya mengajarkan namun juga untuk mendidik, salah satu tugas penting sekolah adalah mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral” jelas Imran.
Dengan situasi Kota Lhokseumawe seperti saat ini dimana banyak pelajar terlibat kekerasan maka sekolah diharapkan tidak hanya di dorong menguasai pelajaran sekolah namun juga tak kalah penting bagaimana membentuk karakter siswa menjadi manusia Indonesia yang tidak hanya cerdas namun juga bermoral.
“Sejak menjabat presiden Bapak Jokowi sudah menggagas Gerakan Revolusi Mental, maka beliau mengeluarkan Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, intinya menerapkan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungiawab ” pesan Imran.
“Guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didiknya secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan lainnya yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ini pesan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional” tambahnya.
Imran minta agar nilai-nilai itu kembali diperkuat untuk mereduksi perilaku pelajar yang mulai menyimpang sehingga muncul berbagai permasalahan di luar sekolah yang melibatkan pelajar terutama tindak kekerasan yang selama ini marak di Lhokseumawe.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe untuk mengatasi perilaku remaja yang melakukan tindak kekerasan itu adalah melakukan penguatan disekolah, makanya selama ini Imran cukup rajin mengunjungi dan hampir tidak melewatkan setiap kegiatan yang meilbatkan para pelajar baik di internal sekolah maupun luar sekolah.
Ia mengapresiasi langsung para siswa berprestasi agar ada kebanggaan dan motivasi bagi siswa tersebut dan diharapkan bisa menular positif bagi siswa lainnya.
Seperti yang dialami Defa Rizky Ghaisan siswa SMA Sukma yang terpilih seleksi program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES), belajar satu satu di Amerika.
Tak tanggung-tanggung, Pemko Lhokseumawe menggelar seremonial pelepasan di kantor Walikota Lhokseumawe, Jum’at (21/7/23). Pj. Walikota Lhokseumawe mengungkapkan kebanggaanya kepada Defa secara terbuka karena terpilih salah satu diantara 68 siswa se-Indonesia yang mendapat beasiswa penuh dari U.S. Department of State.
Bahkan pemko Lhokseumawe melepas siswa Sukma Bangsa Lhokseumawe ke Amerika Serikat. Defa Rizky Ghaisan adalah siswa yang terpilih dalam seleksi program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES). Seremonial pelepasan dilakukan di lantai 3 Kantor Pemerintah Kota Lhokseumawe pada Jumat (21/7/23). Defa adalah satu diantara 68 siswa se-Indonesia yang mendapat beasiswa penuh dari U.S. Department of State. Tujuan dari program beasiswa ini untuk menjembatani pemahaman dan saling pengertian antara masyarakat di negara-negara yang memiliki populasi muslim signifikan dengan masyarakat Amerika Serikat. Ungkapan ini bagian dari amanah Perpres 87 tahun 2017 tentang pendidikan karakter yaitu menghargai prestasi.
“ Dan harapan saya, ke depan akan lahir Defa lainnya dari kota Lhokseumawe” ungkap Imran kala itu.
Pada 8 Mei 2023 lalu, Pj. Walikota Lhokseumawe juga mengunjungi sekolah Sukma Bangsa dan berbicara dengan para siswa, memberikan motivasi dan bimbingan.
Tidak hanya sekolah biasa, Pj. Walikota juga mengunjungi sekolah Luar Biasa (SLB) Aneuk Nanggroe Lhokseumawe dan SLB Cinta Mandiri Selasa (1/8/23) menjumpai siswa difabel, serta memberi apresiasi atas semangat belajar mereka yang secara mental tidak sempurna, Imran didampingi istrinya menyaksikan siswa Difabel yang menunjukan kebolehnnya melukis dan bernyanyi.
Pj. Wali Kota Lhokseumawe melakukan silaturrahmi dengan para Kepala Sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri se-Kota Lhokseumawe, yang berlangsung di SMP Negeri 7 Kota Lhokseumawe pada Kamis (16/2/23) karena bagi Imran, para pendidik adalah bagian penting yang tak terpisahkan untuk mewujudkan generasi emas 2045 yang mencetak sumber daya manusia berkualitas dan berakhlak mulia.
Lagi-lagi ia berpesan agar para kepala sekolah memberi perhatian khusus terhadap gerakan revolusi mental dan pembentukan karakter siswa agar menjadi insan Indonesia yang membanggakan, cegah tawuran dan tindak kekerasan oleh siswa mulai dari lingkungan sekolah.
“Saya mau semua kepala sekolah mulai mengawasi terkait dengan aktivitas anak-anak muridnya diluar kelas. Kenapa saya sampaikan karena ada banyak anak-anak sekolah yang berada di luar pada jam belajar itu diijinkan oleh sekolah ataukah cabut tanpa ijin,” ungkap Pj Wali Kota.
Berbagai peluang yang ada untuk menyelamatkan generasi selalu dimanfaatkan oleh Pemko Lhokseumawe, seperti momentum bulan suci Ramadhan, 6.342 siswa sekota Lhokseumawe mulai tingkat SD dan SMP dikumpulkan di mesjid agung Islamic Center untuk mengikuti pendidikan Ramadhan sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia selama libur sekolah, kegiatan ini tentu mempersempit ruang gerak siswa berperilaku negatif di bulan suci Ramadhan. Moment ini sekaligus untuk membentuk karakter religius pada siswa di Kota Lhokseumawe.
Hari pertama pembukaan berlangsung di Mesjid Agung Islamic Center selanjutnya, akan dilaksanakan disekolah amsing-masing selama 10 hari.
“Saat ini banyak remaja yang lebih cenderung membuang waktu untuk bermain game online dan kegiatan kurang bermanfaat lainnya, sehingga rutinitas keagamaan seperti membaca Al Quran maupun lainnya sangat kurang, oleh karena itu, kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi perilaku negatif yang saat ini kerap terjadi di kalangan pelajar. Melalui pendidikan Ramadhan diharapkan pelajar bisa berbenah diri menjadi lebih baik lagi” pesan Imran saat itu.
Namun demikian peran sekolah saja tidak cukup untuk membentuk siswa yang berkarakter, terlebih utama adalah perhatian orang tua dan kepedulian masyarakat lingkungan untuk pro aktif mencegah berbagai potensi kenakalan remaja sehingga ruang berperilaku negatif dikalangan remaja semakin sempit. [Adv]