Saran Warga Untuk Pj Walikota Lhokseumawe
LHOKSEUMAWE - Beberapa hari usai di lantik sebagai Pj. Walikota Lhokseumawe Imran melihat sampah sebagai masalah prioritas yg harus segera di selesaikan.
Minggu pertama dalam jabatan barunya Mantan Sekretaris Ditjen Politik dan PUM Kemendagri itu, berkeliling ke pasar-pasar dan membongkar saluran pusat kota yang di duga menjadi sumber penyebab banjir di Lhokseumawe.
Petugas Kebersihan DLHK, juga mulai meninggalkan gaya lama dan bekerja lebih cepat dari biasa.
Maklum, usai shalat subuh berjamaah Imran selalu berkeling di pusat kota memantau kebersihan diwilayah kerjanya.
Keseriusan Imran menaklukan sampah berlanjut dengan studi tiru pengelolaan sampah hingga ke pulau Bali, dengan harapan bisa mengadopsi kesuksesan olah sampah di pulau Dewata tersebut.
Terakhir ia mengeluarkan edaran Lhokseumawe harus bebas sampah dengan Gerakan masyarakat, tiap jum'at instansi pemerintah dan non pemerintah hingga kedesa bergotong royong membersihkan lingkungan, bahkan dirinya ikut terjun membersihkan lingkungan bersama para staf Pemko Lhokseumawe.
Salah seorang warga kota Lhokseumawe di Muara Satu, Subhan mengapresiasi terobosan yang dilakukan Pj. Walikota Lhokseumawe di awal kepemimpinannya.
Prioritas Pj. Walikota menyelesaikan problem sampah di nilainya sangat tepat, karena memang selama ini dirinya dan warga sekitar lingkungan tempat tinggal merasa kesulitan menangani sampah.
Setiap hari tumpukan sampah dapur dan rumah tanggga tak bisa di hindari, apalagi kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas, volume sampahnya lebih banyak, setelah dikumpulkan tak tahu mau di buang kemana karena tidak ada penampungan, akhirnya di buang sembarang tempat, sebagian malah asal lempar ke parit dan selokan.
"Cobalah lihat di jalan Line Pipa Muara Satu, sampah berserak di jalan karena di buang kesana oleh warga sekitar" ujar subhan kepada marjinal.id, Jum'at (9/9/22).
Jangan heran kalau pagi hari melintas arah masuk Kota Lhokseumawe, di ujong jembatan Cunda ada tumpukan sampah padahal sudah ada papan larangan " Di larang buang sampah disini ! " maju 200 meter, sebelah kanan Jalan protokol juga ada tumpukan sampah lagi.
"Tak jelas siapa yang menumpuknya disana, sambil melintas warga lempar plastik bungkusan berisi sampah ditumpukan itu" ujar Subhan.
Warga tak bisa disalahkan, karena memang tidak ada tempat pembuangan semisal container atau bak sampah tambah Subhan.
Karena itu menurut Subhan, Pj. Walikota tak hanya cukup membangun kesadaran warga, namun perlu juga menyediakan fasilitas pendukung sebelum di angkut oleh truk pembuang sampah DLHK Lhokseumawe karena tak mungkin warga membuang sampah ke TPA Alue lim yang jaraknya jauh.
Sekali lagi Subhan mengapresiasi kerja Pj. Walikota yang mengeluarkan edaran terkait penanganan sampah bahkan hingga ke Keuchik di gampong-gampong, namun perlu diketahui tidak semua gampong memiliki armada sampah khususnya di Muara Satu,
" Penyedian tong sampah oke saja, namun siapa yang mengangkat sampah itu ke tempat pembuangan akhir? jika tak ada armada digampong?" lanjut Subhan.
Menurut Subhan, warga menyadari transportasi angkutan sampah DLHK jumlah dan mobilitasnya terbatas, apalagi masuk ke gampong-gampong tentu kemungkinannya sangat kecil.
Ia menyarankan, jika meminta Geuchik pro aktif menangani masalah ini maka perlu juga di berikan dukungan fleksibilitas penggunaan angggaran desa, yang di perkuat dengan aturan Pj. Walikota. [R25]