Demo Rusuh, Mahasiswa Kehilangan Momentum
LHOKSEUMAWE - Mantan aktifis mahasiswa Fazil Muntasar menilai mahasiswa Lhokseumawe kehilangan momentum akibat aksi unjuk rasa menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di DPRK Lhokseumawe, Senin (12/9/22) berujung rusuh.
"Ketika kita datang ke sebuah institusi bahkan berhadapan dengan negara, orang tidak akan pernah tanya kepada kita seberapa besar kebenaran yang kau bawa dipundakmu, tapi seberapa besar kekuatan massa yang kau miliki," tulis Fazil dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi marjinal.id
Fazil mengatakan mahasiswa Lhokseumawe kehilangan momentum besar, akibat terjadi kerusuhan dan pengrusakan kaca di gedung DPRK Lhokseumawe kemarin, Senin (12/9/22).
Padahal menurut Fazil, jika tidak terjadi kerusuhan, mahasiswa bisa menyampaikan tuntutan kepada pemerintah dengan jelas serta bisa menarik simpati masyarakat untuk mendukung mahasiswa seperti yang terjadi di Korea.
"Saya juga tidak tahu tuntutan apa yang mereka ingin sampaikan karena sudah rusuh duluan, saya tau nya mereka demo masalah kenaikan BBM itupun dari media sosial," katanya.
BACA JUGA :Demo tolak kenaikan bbm di lhokseumawe ricuh, lima mahasiswa dan satu polisi terluka
Untuk mengumpulkan massa sebanyak kemarin itu sulit, karena itu ia menilai kemarin mahasiswa telah menyia-nyiakan momentum besar yang mereka punya untuk hal-hal tidak penting, malah yang menjadi viral dalam aksi mahasiswa adalah pemecahan kaca, mahasiswa naik ke atas mobil water canon dan polisi yang terkena lemparan batu, bukan substansi dari unjuk rasa.
"Andaikan tidak terjadi kerusuhan, mahasiswa bisa berdialog dua arah dengan DPRK terkait imbas naiknya BBM yaitu inflasi, termasuk dengan Pj. Walikota Lhokseumawe, mahasiswa berhak juga mendengar strategi dari pemerintah dalam hal ini politik anggaran 2023 yang bisa menekan inflasi di Lhokseumawe, harusnya substansi itu kemarin yang di utamakan," ujar Fazil
Ia berharap kepada mahasiswan di masa depan, saat berunjuk rasa agar jangan terprovokasi dengan hal-hal seperti kemarin, karena mereka akan kehilangan momentum untuk menarik simpati rakyat. [Nanda AB/R25]