Latih Pelaku Usaha UMKM, Dosen Unimal Lakukan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kota Bireuen

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Nov 25, 2021 10:42
0

Latih Pelaku Usaha UMKM, Dosen Unimal Lakukan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kota Bireuen

BIREUEN | Dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat, sejumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kuliner Kecamatan Kota Juang Bireuen, berkumpul di Caffee CekDes pagi itu. Para pelaku usaha kuliner yang hadir tersebut, akan mengikuti pelatihan dan tutorial memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung usaha kecil dan bisnis rumahannya. Pelatihan yang berlangsung selama satu hari pada bulan November 2021, tersebut mengenai pemanfaatan marketplace sebagai sarana promosi, marketing, online payment, transaksi jual-beli produk dan manfaat layanan online business lainnya.  Sedikitnya ada 5 orang pelaku usaha yang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Rizal, S.Si, M.IT, ketua tim kegiatan PKM menjelaskan, model kegiatan ini berupa ToT. “Jadi beberapa pengusaha kuliner yang telah kami latih, setelah menguasai materi tentang digital marketing maka mereka pun diharapkan untuk melatih kawan-kawan lainnya. Namun, nanti akan tetap kami dampingi di lapangan,” ujarnya.  Dia menambahkan PKM adalah program pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk community development melalui penerapan teknologi. “PKM merupakan salah satu dari tridarma perguruan tinggi yang meliputi pengajaran, penelitian dan PKM,” kata Rizal, sambil menyebutkan PKM kali ini pihaknya menggandeng beberapa pelaku usaha kuliner di Kota Bireuen,  sebagai mitra. Dimana, kata dia, potensi di desa mitra sangat prospektif dalam hal bisnis khususnya kuliner. Di desa ini, usaha kuliner tumbuh begitu pesat. Ini ditandai dengan adanya banyak usaha kuliner di Kota Bireuen dengan bidang usaha yang variatif. “Namun selama ini, UMKM-UMKM di desa ini masih belum berekspansi dalam bisnisnya, khususnya dalam pemanfaatan teknologi digital,” lanjut dia. Padahal di tengah terpaan disrupsi teknologi internet dan apalagi sejak pandemi terjadi, kata Rizal, peningkatan jumlah penggguna intenet sudah begitu masif. “Termasuk para konsumen yang seharusnya dapat dibidik menjadi pasar baru bagi produk mereka,” urainya. Rizal mengatakan pula, usaha kuliner di Kota Bireuen masih menjalankan bisnisnya seperti menjual produk secara konvensional. “Bahkan untuk promosi pun biasanya hanya terbatas, karenanya konsumen produk mereka pun masih terbatas warga di dalam desa, karena produknya belum terjual ke luar desa bahkan belum sampai kota apalagi nasional,” tambahnya.  Sementara jika memanfaatkan teknologi digital sebagaimana yang umum dilakukan pelaku bisnis lainnya, menurut dia, tentu akan meningkatkan jumlah konsumen. Selain itu, juga memperluas pangsa pasar serta menimimalisasi biaya dan waktu untuk promosi.  “Misalnya dengan memanfaatkan marketplace, media social dan lain lain, dengan banyaknya fitur yang ada, pengusaha  bisa berbisnis dengan lebih fokus namun menekan biaya telekomunikasi,” papar dia. 

Materi training yang disampaikan tim PKM yang juga beranggota 5 dosen lainnya yakni Dr. Muhammad, ST., M.Sc, Munirul Ula, ST., M.Eng., Ph.D., Bustami., S.Si, M.Si., M.Kom, Fasdarsyah, ST., MT., dan Mukhlis, ST., MT., yakni tutorial dari langkah awal membangun marketplace dan pemasaran media sosial. “Marketplace yang kami ajarkan kepada peserta adalah toko online berbasis web dan media social. Owner usaha kuliner CekDes, Desi Ratnasari, menyambut antusias adanya pelatihan digital marketing ini. Menurutnya, materi pelatihan sangat bermanfaatkan sebagai toko online untuk produknya yakni pempek, tekwan dan lain-lain.  “Metode latihannya juga gampang diikuti, karena kami diajari langkah-langkahnya dengan pelan dan satu per satu mulai dari awal sampai jadi dan bisa jualan di situ,” kata dia.  Diungkapkannya bahwa setelah mengikuti pelatihan maka dirinya tak ragu lagi memasarkan produk pakaian secara digital. “Sebelum pelatihan saya masih ragu karena takut modalnya mahal, padahal saya enggak punya laptop. Ternyata berjualan online bisa dari HP,” paparnya.