Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Feb 2, 2022 11:11
0

Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia
Kenangan Kamar Agam Bersama Permadi Lyosta - Foto : Kamar Agam
Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia
Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia
Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia
Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia
Maestro Perupa Indonesia Asal Gayo Tutup Usia

TAKENGON. – Berita duka datang dari dunia seni Indonesia, Permadi Lyosta maestro perupa Indonesia berdarah Gayo-Takengon yang lahir 25 November 1932 meninggal dunia pada pukul 13:30 WIB Rabu (02/02/22).

Kabar meninggalnya Permadi Lyosta meramaikan jagat media sosial selasa malam. Kabar duka itu juga dikonfirmasi oleh Kamaruzzaman yang akrab disapa Kamar Agam mantan Ketua Cabang Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) Aceh dan Sekretaris Forum Seni Gayo (FSG) yang kerap mengunjungi Permadi Lyosta di kediaman beliau.

Menurut Informasi yang dihimpun Marjinal.id, Permadi Lyosta meninggal di rumah kediamannya di Kampung Dedalu Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah tepatnya di samping Polsek Lut Tawar. Besok siang, Kamis (03/02/2022) jasad beliau akan disemayamkan di kampung setempat.

“Tepat pukul 1.30 wib saya dihubungi keluarga Permadi Lyosta, tak lama berselang saya pun datang ke rumah duka, keluarga langsung meminta maaf kepada saya, karena sejak tiga hari lalu ama menyuruh menelpon agam tapi tidak sempat menelpon maafkan kami, saya pun berkata tidak apa kak, agam maklum sudah ama (ama; sebutan ayah Bahasa Gayo) bilang waktu saya berkunjung sebulan lalu amanah ama tentang jangan lelah berjuang dengan seni” Ungkap Kamar Agam via chat WhatsApp-nya ((02/02/22).

Lanjutnya;

“Sebulan terakhir ini, kami berbincang tentang rencana pameran bulan depan di Jakarta, beliau terlihat lemah karena sakit lansianya, namun semangatnya untuk seni rupa sangat luar biasa. Beliau berpesan kepada saya walaupun sekarang jual kopi melukis harus tetap dilakukan, karena seniman tetaplah seniman” Kamar Agam menceritakan pertemuan terakhirnya bersama Permadi Lyosta.

Kepergian sang maestro ini pun langsung menjadi pusat perhatian di Aceh, karena kiprah beliau semasa hidupnya dalam seni rupa dimulai sejak ia bersekolah di PPM (sekolah setara Taman Siswa) Takengon Aceh Tengah tahun 1945.  pada tahun 1947 Permadi Lyosta diterima bekerja di Pusat Penerangan Tentara Langsa, Aceh, namun tak berselang lama Permadi Lyosta memutuskan keluar dari Pusat Penerangan Tentara dan pergi mencari penghidupan baru di Medan dan di Jakarta. Tahun 1950-an adalah awal karir Permadi Lyosta dalam dunia perupa, karena era ini pelukis rakyat memang sedang giat mengalang kesatuan dengan pelukis-pelukis daerah lainnya. Alhasil, Permadi Lyosta bergabung bersama Barisan Pelukis Rakyat di Yogyakarta. Pada tahun 1958-1959 berkesempatan bertandang ke Peking untuk mempelajari teknik lukisan tradisional China dan berkesempatan berpameran bersama salah seoraang pelukis kenamaan China, Chen Panting. Lalu pada tahun 1960 -1964 bersama Rustamadji dan anggota pelukis rakyat lainnya, Permadi Lyosta berpameran bersama di Berlin, Bulgaria, Hongaria hingga Spanyol.

Selamat Jalan Sang Maestro…!!! Rekam Jejakmu telah kami tulis dalam ingatan kami (Nanda Al Bintang/25)