Mahasiswa ISBI Aceh Kuliah Kuratorial di Museum Kota Juang Bireuen
BIREUEN – Sejumlah mahasiswa Program Studi Kriya Seni Kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh melaksanakan kuliah lapangan ke Museum Kota Juang, Bireuen-Aceh Jeumpa, Selasa, (13/9/22).
Kuliah lapangan ini dilaksanakan kampus seni yang berada di Kota Janto, Aceh Besar dalam rangka menuntaskan Mata Kuliah Kuratorial anak didiknya yang sudah memasuki semester 7.
Acara yang dipandu Nunung Nurjanah, Kepala Sekolah TK IT Kota Juang Bireuen yang merupakan sekolah tingkat kanak-kanak bagian dari Museum Kota Juang, langsung menyuguhkan materi tes praktek langsung menjadi guide dan kurator.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Museum Kota Juang, Ichsan M.Sn menyampaikan, penting kiranya belajar menjadi kurator. Karena saat ini, jelasnya, kita krisis kurator museum dan guide. Hal tersebut karena posisi kurator tidak prestisius.
Selain itu, terang Ichsan, peluang menjadi kurator terkesan sulit dan rumit ditambah dengan aturan sertifikasi yang complicated.
“Oleh karena itu, melalui pembelajaran hari ini, diharapkan minat menjadi kurator dapat tumbuh seiring kebutuhan kurator di museum-museum di Indonesia, khususnya Aceh,” ujar Ichsan, yang juga berprofesi Dosen Prodi Kriya Seni, Jurusan Seni Rupa dan Desain di Kampus ISBI Aceh.
Baca Juga : Mahasiswa ISBI Aceh Kuliah Lapangan ke Lhokseumawe, Salah satunya ke Pengrajin Rapa-i
Sartika Sambiring mewakili Dosen Pengampu Mata Kuliah Kurator dalam sambutannya mengharapkan, agar kehadiran anak-anak mahasiswa di Museum Kota Juang yang indah ini dapat menjadi ruang istimewa untuk belajar khususnya tentang kurator.
Sambutan dan pengarahan dari Sartika Sambiring, Pengampu Dosen Kurator - Foto: Ist.
“Dulu kita belajar daring, sekarang sudah langsung ke lapangan. Manfaat sebaik mungkin,” pesannya.
Sementara, prosesi kuliah lapangan tersebut pun itu diwarnai tanya jawab dari beberapa mahasiswa terkait kurator museum.
Dengan sigap, Nora Ulva, S. Hum yang ditunjuk Museum Kota Juang sebagai Kurator Museum menjelaskan, museum tidak boleh hanya jadi menjadi tempat wisata, tetapi museum hadir sebagai sarana laboratorium dan lokomotif pembelajaran alternatif tentang sejarah, budaya dan seni.
Nora Ulva sedang melakukan tanya jawab dengan peserta - Foto: Ist.
"Nah, untuk mewujudkan museum sebagai sarana laboratorium dan lokomotif pembelajaran alternatif tersebut, disinilah peran penting kurator museum handal serta guide yang mumpuni,” jelas Nora, Alumni Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Pada kuliah kuratorial di Museum Kota Juang itu, turut dihadiri juga Dosen dan Tendik ISBI Aceh dan seluruh staf manajemen Museum Kota Juang Bireuen. [Nanda AB]