SKK Migas Berharap Kenaikan Harga Minyak Dunia Tingkatkan Produksi Sektor Hulu
Jakarta, Marjinal.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyebut peningkatan harga minyak dunia akan berdampak positif terhadap kinerja produksi di sektor hulu dalam negeri.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan bahwa sejak awal 2021 telah banyak analis yang memproyeksikan harga minyak dunia akan lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata pada tahun lalu.
Namun, kenaikan yang terjadi pada beberapa waktu lalu bergerak lebih tinggi dari proyeksi awal yang diperkirakan pada level US$52 per barel. Dia menuturkan bahwa dalam proyeksi sejumlah analis, harga minyak dunia baru akan menyentuh US$60 per barel pada 2022.
"Sebagai pengelola hulu migas tentunya kami menyambut baik peningkatan harga tersebut karena berarti akan meningkatkan keekonomian proyek-proyek hulu migas yang akan diharapkan mendukung peningkatan produksi," katanya seperti dilansir Bisnis, Ahad 14 Februari 2021. Kendati demikian, Susana menuturkan bahwa pergerakan harga minyak dunia yang sedang bergairah tidak memberikan pengaruh langsung terhadap rencana investasi pada kontraktor.
Pasalnya, investasi di sektor hulu migas didasari oleh perkiraan harga rata-rata pada jangka waktu yang cukup panjang dan bukan mengacu pada peningkatan harga sesaat. Namun, apabila harga minyak mentah bertengger pada level yang tinggi, hal itu akan berdampak kepada rencana investasi.
"Belum kelihatan [peningkatan investasi], SKK Migas selalu berkoordinasi dengan KKKS untuk memitigasi proyek-proyek apa yang bisa dilakukan secara cepat untuk meningkatkan produksi. Koordinasi dilakukan setiap saat dan intensif," jelasnya.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno berharap dengan meningkatnya harga minyak dunia akan meningkatkan kegiatan operasional hulu migas dalam negeri.
Namun, katanya, pada saat ini belum ada kontraktor yang melaporkan untuk meningkatkan investasinya setelah pada sebelumnya sebagian besar memangkas anggarannya pada saat harga minyak melemah. "Yang pasti ya akan semakin bergairah," ungkapnya.
Sumber: bisnis.tempo.co