Pakar Pertanian Unimal Lakukan Intervensi Pada Petani Padi Sawah di Pulo Iboh, Aceh Utara

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Nov 6, 2021 05:45
0

Pakar Pertanian Unimal Lakukan Intervensi  Pada  Petani Padi Sawah di Pulo Iboh, Aceh Utara
Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Eva Wardah, dkk, melakukan pendampingan kepada petani padi sawah di Pulo Iboh Kecamatan Aceh Utara, Sabtu (6/11) - Foto : (Setia Budi)

ACEH UTARA – Mayoritas masyarakat tani di  Pulo Iboh Kuta Makmur Aceh Utara masih mengandalkan sistem tradisional dalam budidaya tanaman padi. Amatan akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal), ditemukan para petani padi sawah di kawasan ini masih menggunakan bibit hasil panen sebelumnya, pemupukan yang kurang efektif, pola tanam yang belum serentak dan ketrampilan petani dinilai juga belum memadai akibatnya  hasil panen relatif rendah dengan kapasitas produksi berkisar 4 hingga 5 ton per hektar.  Ditambah lagi kondisi topografi kawasan ini yang kurang menguntungkan, dilanda kekeringan pada musim kemarau dan banjir saat musim penghujan, sehingga petani sering mengalami gagal panen.   

Situasi ini mendorong para akademisi dari Fakultas Pertanian Unimal untuk melakukan intervensi (campur tangan_red) membantu menyelesaikan masalah petani padi sawah di kawasan itu melalui program pengabdian kepada masyarakat.

“Kami coba melakukan edukasi dengan memperkenalkan inovasi budidaya padi sawah, seperti pengunaan bibit unggul, bagaimana pola tanam yang baik, sistem tanam serempak, pemanfaatan lahan tidur”  ungkap ketua tim  Eva Wardah, S.P, M.Si., Sabtu (6/11).

Dari hasi Fokus Grup Diskusi (FGD) para pakar pertanian Unimal mendapatkan informasi, ketersedian pupuk salah satu masalah utama petani di kawasan ini, selain langka mereka juga tak mampu membeli karena  harganya mahal sehingga mempengaruhi pola tanam, sehingga hasil panen tak seperti yang diharapkan.

Mengatasi hal ini Eva Wardah bersama timnya mengedukasi warga tani agar menggunakan benih unggul IPB 3S, IPB 8G, IPB 9G dan IPB 7R yang cocok untuk lahan rawa yang tahan di musim hujan dan tak banyak membutuhkan air sehingga juga cocok di musim kemarau. Masalah kelangkaan pupuk, petani di ajarkan bagaimana memproduksi pupuk Bokashi, yang murah dan gampang di produksi sendiri.

“Dulu kami nafsi-nafsi saat menanam padi, akibatnya sering gagal panen karena serangan hama, sekarang Alhmdulillah sejak ada penyuluhan dari Unimal kami sudah mulai tanam serentak lagi” kata Abdullah, salah satu petani yang terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian Unimal di Pulo Iboh.

Eva menjelaskan,  persoalan tidak serempaknya pola tanam bisa di atasi dengan mengaktifkan komunikasi dengan pihak terkait, dalam hal ini Keujreun Blang sebuah jabatan adat yang bertugas membagi air saat musim tanam. Peran lembaga Keujreun Blang sudah mengakar di masyarakat, jadi ini bukan amsalah sulit hanya diperlukan kordinasi secara terus menerus dengan penyuluh kecamatan dan petani sehingga bisa terjadwal dengan baik sehingga terhindar dari serangan hama.

“Alhamdulillah, pengetahuan dan ketrampilan petani mulai meningkat kita berharap panen mendatang ada peningkatan, paling tidak di atas 5 ton perhektar” tutup Eva.[SB*25]