70 Wartawan Aceh bertemu di Laut Tawar,  Bahas Isu Migas

70 Wartawan Aceh bertemu di Laut Tawar,  Bahas Isu Migas
Wartawan peserta Edukasi Hulu Migas, foto bersama usai kegiatan, Foto : AJI Lhokseumawe, (18/12)

TAKENGON, ACEH TENGAH – Meskipun Propinsi Aceh dikenal salah satu penghasi minyak dan gas (Migas), pemahaman wartawan yang bekerja di wilayah ini terhadap  industri migas relatif minim. Hal itu dikatakan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe Irmansyah saat memberi sambutan dalam kegiatan Edukasi Hulu Migas, di Grand Reggali hotel Takengon Aceh Tengah, Sabtu (18/11/21).

Salah satu indikasi sederhana dari pernyataan ini adalah masih banyak pekerja pers yang belum mampu membedakan kegiatan Hulu dan Hilir dalam dalam industri high cost (biaya tinggi) tersebut. Sehingga tak heran jika pemberitaan tentang migas lebih dominan menjalankan fungsi control sosial, seperti aksi demontrasi atau konflik warga

“Fungsi control itu tugas utama media namun yang tak kalah penting media juga punya kewajiban menjalankan fungsi edukasi untuk mencerdaskan masyarakat khususnya dalam industri migas”  ungkap Irman.

Kondisi ini mendorong AJI Lhokseumawe untuk menggelar kegiatan Edukasi Hulu Migas untuk para pekerja pers di Aceh dengan  menggandeng  Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai mitra sekaligus pemateri dalam kegiatan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Drilling Project Coordinator Subsea PHE North Sumatera Offshore (NSO) Lutfy Faluthi Firdaus,  memaparkan secara sederhana bagaimana proses pengeboran migas dengan tahapan yang cukup detil. Bahkan dia juga mengurai biaya yang dibutuhkan dari setiap tahapan mulai dari proses pembentukan minyak dan gas, studi geologi, geofisika, survey seismic, pengeboran, eksplrosi dan produksi.

Di kesempatan yang sama Field Manager PHE, Dirasani Thaib menggambarkan secara singkat kondisi terakhir operasi  Migas di Aceh khususnya dalam wilyah kerjanya.   

Para jurnalis juga diberikan pemahaman tentang perkembangan terbaru struktur organisasi Pertamina dan pembagian wilayah kerja oleh  Head of Comunication Relations & CID Zona I Regional I, Djulianto Tasmat.

 “Para wartawan di Aceh tentunya sudah memiliki pengetahuan tentang hulu migas, dalam kesempatan ini mungkin kita dapat berdiskusi lagi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dunia migas di Indonesia khsususnya di Aceh, kegiatan hari ini semoga bisa menambah pengetahuan para wartawan di Aceh," tutur Wahyu Pribadi Utomo mewakili External Comunications & Stakeholder Relations Subholding Upstream Pertamina dalam sambutannya.

Edukasi Hulu Migas yang berlangsung dua hari tersebut, dibuka Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison.

" Tidak hanya edukasi, yang terpenting adalah bagaimana kegiatan hari ini menjadi ajang silaturahmi bagi kita untuk membangun persepsi yang sama tentang industri hulu migas yang kita tau menjadi penopang ekonomi bangsa ini” ujar Yanin.

Ketua panitia pelaksana yang juga Ketua divisi pendidikan AJI Lhokseumawe Mulyadi menjelaskan kegiatan ini di gelar dua hari, 20-21 Desember 2021 di dua lokasi berbeda.

Hari pertama di isi dengan acara kebersamaan para insan pers dan personil pertamina di kemas dalam kegiatan “Media Camp” atau kemah bersama di lokasi wisata ujung Mepar tepi  Danau Laut Tawar, esoknya berlanjut ke Grand Renggali Hotel untuk kegiatan edukasi yang diikuti oleh 70 wartawan dari berbagai media dan organisasi profesi.

Selain pihak Pertamina Mulyadi menyebutkan  panitia juga menghadirkan Jurnalis senior yang juga ahli pers Ayi Jufridar untuk memberikan materi tentang tantangan pers dalam meliput isu Migas. [25]