Edukasi Kreativitas Siswa SMAN 5 Lhokseumawe dalam Inovasi Pengolahan Limbah Plastik Bersama Tim Dosen Pengabdian kepada Masyarakat UNIMAL
Lhokseumawe, 24 November 2024 – SMA Negeri 5 Lhokseumawe menjadi pelopor dalam memanfaatkan Kurikulum Merdeka untuk mendorong siswa berkontribusi nyata dalam mengatasi isu lingkungan. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk "Edukasi Kreativitas Siswa dalam Inovasi Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Minyak", para siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teknologi pirolisis dalam mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari Universitas Malikussaleh. Dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran lingkungan, pengetahuan teknis, dan keterampilan praktis siswa, kegiatan ini berjalan selama dua hari, yakni pada 8 dan 20 Juni 2024 di SMA Negeri 5 Lhokseumawe.
Hari pertama kegiatan diisi dengan penyampaian materi oleh Tulus Setiawan, S.Pd., M.Pd.Si., yang memberikan paparan mengenai konsep pengolahan limbah plastik dan relevansinya dengan Kurikulum Merdeka. Demonstrasi proses pirolisis juga dilakukan untuk memberikan gambaran praktis kepada para peserta. Menurut Tulus, “Proyek ini tidak hanya bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi juga mengubah cara pandang mereka terhadap pentingnya pengelolaan limbah plastik yang berkelanjutan.”
Para siswa diajak untuk memahami urgensi pengelolaan limbah plastik, mengingat Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah per tahun, dengan 15% di antaranya berupa sampah plastik.
Pada hari kedua, siswa secara langsung mempraktikkan proses pirolisis. Mereka diajak untuk mengumpulkan limbah plastik, memotongnya menjadi potongan kecil, mencuci hingga bersih, dan mengeringkannya sebelum dimasukkan ke dalam alat pirolisis sederhana yang dirancang bersama tim pengabdian. Hasil dari proses ini berupa minyak yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Salah satu siswa peserta, mengungkapkan antusiasmenya, “Kegiatan ini sangat menarik karena saya bisa langsung mempraktikkan ilmu yang sebelumnya hanya saya ketahui dari buku. Saya juga jadi lebih peduli terhadap isu sampah plastik.”
Guru-guru SMA Negeri 5 Lhokseumawe juga dilibatkan sebagai fasilitator. Mereka mendapatkan pelatihan khusus untuk mendampingi siswa dalam melaksanakan proyek ini. Kepala Sekolah SMAN 5 Lhokseumawe, mengapresiasi kegiatan ini. “Kami berharap program seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk memanfaatkan Kurikulum Merdeka dalam menciptakan solusi inovatif terhadap isu lingkungan,” ujarnya.
Hasil evaluasi menunjukkan keberhasilan kegiatan ini dalam meningkatkan pengetahuan teknis dan kesadaran siswa terhadap isu lingkungan. Meski begitu, ada beberapa catatan untuk perbaikan, terutama dalam penyediaan alat dan durasi kegiatan agar lebih optimal di masa depan.
Dengan kegiatan ini, SMA Negeri 5 Lhokseumawe berhasil menunjukkan bahwa pendidikan berbasis proyek dapat menjadi sarana efektif untuk membentuk generasi Pelajar Pancasila yang kreatif, inovatif, dan peduli terhadap lingkungan. Diharapkan, teknologi pirolisis yang telah dikenalkan kepada siswa dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk terus mengembangkan inovasi di masa mendatang.[Ramadhana]