Petani Sawah Pulo Iboh Aceh Utara Keluhkan Hama Tikus yang Meresahkan, Dosen Pertanian Unimal Tawarkan Burung Hantu Sebagai Solusi
ACEH UTARA – Tim pengabddian kepada masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (FP-Unimal) memperkenalkan Rumah Burung Hantu (RuBuHa) sebagai alternatif sistem pengendalian hama tikus secara alami kepada petani padi sawah di Gampong Pulo Iboh Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara.
Ketua kelompok tani Tuah Muego, Abdullah mengatakan, tikus sudah mulai menganggu sejak penyamaian hingga panen, berbagai upaya dilakukan untuk mengendalikan hama tikus mulai dengan mengunakan pagar dari terpal plastik pada fase persemaian benih padi, kroyokan, melempar pasir, pengasapan belerang, menancapkan berbagai jenis dedaunan yang diyakini dapat mengusir tikus sampai pada pemberian racun tikus dilahan pertanian.
“Cukup kewalahan petani dengan tikus ini” keluhnya
Beranjak dari hal tersebut Tim Pengabdian Masyarakat FP Unimal tahun ini coba campur tangan mengatasil masalah petani di kawasan ini dengan menawarkan alternative pengendalian tikus dengan sistem hayati, yaitu menggunakan burung hantu.
“Sejak 2017 kami telah melakukan pembinaan dan pendampingan petani di Gampong Pulo Iboh tentang pengunaan bibit unggul, pola tanam, sistem tanam serempak, pemanfaatan lahan tidur dan pembuatan pupuk bokhasi sebagai alternatif dalam memenuhi ketercukupan pupuk pada kegiatan budidaya padi sawah, kali ini tahun 2022, kita akan Focus pada pengendalian hamanya” sebut Ketua Tim, Eva Wardah, S.P., M.Si.
Eva menjelaskan, jenis hama yang lain seperti keong emas dan ulat hanya menyerang pada fase tertentu dan singkat dari proses budidaya padi sawah. Keong emas hanya menyerang padai sawah pada saat penyemaian dan pada saat awal taman, sedangkan ulat hanya menyerang pada Fase remaja namun hama tikus menyerang sepanjang fase siklus budidaya padi sawah mulai fase penyemaian sampai panen sehingga daya rusak dan kehilangan hasil produksi sangat dirasakan oleh masyarakat tani.
Cara mengatasinya kata Eva Wardah dengan membangun Rumah Burung Hantu (RuBuHa) yang kemudian ditempatkan diareal persawahan, burung hantu tersebut nantinya akan memangsa tikus-tikus yang berkeliaran di areal sawah.
“Satu ekor burung hantu mampu memangsa tikus rata-rata 8-9 ekor tikus per malam, semakin banyak RuBuHa maka semakin banyak tikus yang bisa dimangsa” timpal Dr. Setia Budi, M.Si, salah satu anggota Tim yang terlibat langsung dalam proses sosialisasi dan pelaksanaan program, ia berpengalaman menerapkan sistem ini di Pidie Jaya tahun lalu dan berjalan dengan sukses.
Memang awalnya banyak ragu dengan pola ini dan tingkat keyakinan mereka juga rendah tambah Setia Budi, namun setelah kita sosialisasi dan petani mendapatkan pengetahuan tentang program Rubuha, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan struktur Rubuha oleh beberapa petani dan pemasangan Rubuha dilahan secara tepat dan benar, antusias mereka meningkat.
Tahun ini (2022) Tim pengabdian FP Unimal membangun dua RuBuHa sebagai contoh, harapannya kedepan terbangun lebih banyak lebih banyak RuBuHa yang dibangun secara swadaya atau bantuan dari pihak lain untuk pengendalian hama tikus khususnya di Puloe Iboh Kecamatan Kuta Makmur. [*]