Pusing Mikirin Pakan, Unimal Turun Tangan, Sampah di Ubah Jadi Uang

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Nov 26, 2021 11:52
0

Pusing Mikirin Pakan, Unimal Turun Tangan, Sampah di Ubah Jadi Uang
Dr. Ir. Rozana Dewi, S.T., M.Sc, menjelaskan kepada warga peluang paar Maggot dan tata cara pengelohan sampah organik menjadi Maggot yang bernilai ekonomis, Jum'at (26/11) - Foto : TIM PkM LPPM Unimal

LHOKSEUMAWE – Setelah melakukan edukasi tentang bioflok beberapa waktu lalu, Universitas Malikussaleh (Unimal)  kembali menurunkan tim untuk melakukan pelatihan dan bantuan teknis pemanfaatan sampah organik untuk produksi pakan berbasis  Maggot kepada warga desa Mon Geudong kecamatan Banda Sakti kota Lhokseumawe yang sedang menekuni budidaya Lele.

“Kami coba merespon keluhan para pelaku budidaya Lele yang kewalahan mengatasi tingginya biaya pakan dan Maggot salah satu solusi yang bisa di tawarkan, untuk itu kepada mereka kita berikan pelatihan sekaligus dukungan teknis” ujar  Dr. Ir. Rozanna Dewi., ST, M,Sc, ketua tim pengabdian kepada masyarakat (PkM) Unimal, Jum’at (26/11).

Pakar kimia dari Fakultas Teknik tersebut menjelaskan, sampah organik yang selama ini terbuang sia-sia, dengan sedikit sentuhan tekhnologi sederhana berbasis serangga atau biokonversi dalam waktu cepat, biaya murah bisa menghasilkan Maggot atau  larva lalat Black Soldier Fly/BSF yang bisa di jadikan pakan ternak bernutrisi . Manfaatnya,  selain sampah berkurang , lingkungan lebih bersih dan sehat, biaya pakan dalam budidaya ternak khususnya Lele juga bisa di tekan hingga 50 persen.

“ Tak hanya untuk ikan, Maggot juga bisa di gunakan untuk ternak unggas seperti ayam dan bebek, artinya peluang pasar untuk pakan berbasis maggot masih terbuka lebar, jadi tidak hanya untuk konsumsi sendiri tetapi juga berpotensi dikembangkan sebagai lahan usaha tambahan untuk masyarakat” tambah Novi Sylvia, ST, MT., anggota tim yang juga terlibat dalam kegiatan tersebut.

 

Novi menyebutkan, saat ini produksi pakan ikan berbasis Maggot hanya berkembang di Banda Aceh dengan jumlah produksi yang masih terbatas, sementara minat masyarakat Aceh terhadap budidaya ikan air tawar dan ternak unggas semakin meningkat, peluang ini mestinya di manfaatkan oleh masyarakat untuk membuka lapangan kerja baru khususnya untuk kawasan Aceh Utara dan Lhokseumawe.

Hasil kajian tim Unimal ditemukan, belum banyaknya  masyarakat memanfaatkan peluang ini karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan bagaimana mengelola sampah menjadi Maggot, karena itu melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimal langsung turun ke masyarakat untuk melakukan edukasi terkait hal ini.

Nona, panggilan akrab Rozana Dewi melanjutkan,  Mon Geudong di pilih sebagai objek pengabdian karena desa yang berada di pusat ibukota Lhokseumawe tersebut sedang dalam perhatian khusus Badan Narkotika Nasional (BNN) yang sedang berupaya mereduksi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kawasan ini khususnya di kalangan generasi muda.

“Pelatihan produksi Maggot dan bantuan teknis yang di berikan Unimal adalah wujud dukungan kepada pemerintah atas upaya untuk mengatasi masalah narkoba di kalangan generasi muda, khususnya menyangkut pemberdayaan ekonomi yang menjadi sumber masalah terlibatnya generasi muda dalam peredaran narkoba” kata Nona

Lebih rinci Nona menjelaskan selain pelatihan,  dukungan teknis yang diberikan berupa bangunan tempat produksi Maggot untuk penetasan dan pemeliharaan serta fasilitas lainnya.

Di akui untuk tahap awal dukungan ini memang belum sempurna namun diharapkan dapat memotivasi masyarakat penerima manfaat untuk melakukan pengembangan dan membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. [Red25]