Sambut Hari Kopi Internasional, Penyair Asal Lhokseumawe Terbitkan Buku Antologi Puisi "Diwan Kopi & Cinta"

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Okt 20, 2022 10:18
0

Sambut Hari Kopi Internasional,  Penyair Asal Lhokseumawe Terbitkan Buku Antologi Puisi
Farhan Zuhri Bayhaqi, penyair Asal Lhokseumawe berpose dengan Buku Antologi Puisi berjudul "Diwan Kopi & Cinta" karangannya - Foto: Dok. Pribadi

LHOKSEUMAWE - Memasuki awal bulan Oktober. Tepatnya tanggal satu, ada sebuah momen yang dilewati oleh para pecinta kopi sedunia, yaitu "Hari Kopi Internasional".

1 Oktober lalu, selain hari Kesaktian Pancasila, juga di peringati hari kopi Internasional. Apalagi di bulan Oktober ini,  bulan yang semarak festival kopi di seantero dunia.

Pada bulan Oktober ini, salah satu penyair asal Lhokseumawe bernama Farhan Zuhri Baihaqi, mengeluarkan sebuah antologi puisi yang diberi nama "Diwan Kopi & Cinta".

"Alhamdulillah, di  Oktober ini Antologi Puisi Diwan dan Cinta telah terbit," kata Farhan kepada marjinal.id (18/10/22)

Ia mengutarakan, penerbitan antologi puisi itu, setelah melewati proses penyesuaian dan sebagainya selama lima tahun terakhir. 

"Kita mengambil moment Oktober karena diperingati sebagai hari kopi Internasional," ungkapnya. 

Diwan Kopi dan Cinta, terang Farhan,  berisikan puluhan puisi tentang kopi dan cinta.

Sebutnya, Aceh kaya akan nuanasa dan penikmat kopi. Jadi, buku ini menjadi sajian penyerta bagi para penikmat kopi sembari menikmati secangkir kopi.

Cinta, juga sajian yang tidak putus pembahasannya. Baik itu, cinta kepada Allah, Rasulullah hingga sesama manusia dan makhluk.

Intinya, Diwan Kopi dan Cinta menawarkan sajian terbaik di meja kopi. Karena bait-bait tercipta dari pengalaman penyair dalam menikmati kopi.

Buku Diwan Kopi dan Cinta diterbitkan dari Penerbit Jejak Pustaka Yogyakarta.

Pengantar dalam buku ini di suguhi oleh Prof Dr. Ali Imron, M.Hum.

Ia menyampaikan, puisi-puisi karya Farhan yang terhimpun dalam Antologi Puisi Diwan Kopi dan Cinta terasa membelai sukma dan menyentuh nurani. 

Ketika penyair mengungkapkan puisi-puisi kopi, demikian terasa piawai dan kaya nuansa. 

Terasa sekali betapa penyair adalah putera asli Aceh yang sangat menguasai masalah dunia kopi dengan berbagai varian aroma dan rasanya, dengan multifungsinya yang demikian kaya. 

Prof Ali memuji, ketika penyair kemudian menyajikan puisi-puisinya tentang cinta. Membawa fantasi dan imajinasi pembaca kepada cinta putih yang agung. 

Tidak hanya sampai di situ, cinta putih yang agung dan bermakna yakni cinta hakiki kepada Ilahi, Sang Maha Cinta. 

"Tidak berlebihan bila dinyatakan bahwa Farhan adalah penyair yang romantis sekaligus religius." tulis Prof Dr. Ali Imron, M.Hum., Guru Besar Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam pengantarnya. [NAB]