Cisah Gelar Haul Sultan Malik Ash Shalih ke 747, Turut Hadir Hubdam IM
ACEH UTARA – Peringatan hari wafatnya (Haul) Sultan Malik Ash Shalih ke 747 (Ramadhan 696-1443 Hijriah) kembali digelar oleh Central Information for Samudera Pasai Heritage (CISAH) Minggu, (17/04) sore. Kegiatan ini pun berlangsung khidmat, karena serangkaian kegiatannya dipusatkan di Komplek Makam Sultan Malikussaleh di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara.
Ketua CISAH, Tgk Abdul Hamid yang akrab disapa Abel Pasai mengatakan, peringatan Haul ini adalah kegiatan rutinitas tahunan di bulan Ramadhan, yang dipusatkan acaranya dilokasi makam, sembari menginformasikan kembali kepada masyarakat luas, tentang keberadaan makam dan sosok Sultan Malik Ash Shalih.
“Haul ini merupakan yang kelima kali sejak tahun 2018. Dalam kegiatan ini, kita memperkenalkan kembali sosok Sultan Malikussaleh, ketokohannya, supaya bisa kita ambil i’tibar, kita jadikan teladan dari sifat-sifat dan karakter Sultan, terutama bagi generasi muda khususnya Aceh” ungkap Abel.
Sebagaimana tahun sebelumnya, rangkaian peringatan haul ini diisi dengan samadiyah (Tahlilan_red) dan do’a bersama selepas salat ashar berjamaah. Kegiatan ini pun ditutup dengan penyerahan santunan kepada 60 anak yatim, buka puasa bersama dan selanjutnya melaksanakan shalat magrib berjamaah.
Namun, pada peringatan haul tahun ini turut dihadiri Kepala Perhubungan Kodam Iskandar Muda (Hubdam IM) bersama jajarannya. Dapat diinformasikan, dalam beberapa tahun ini, Hubdam IM telah mempelopori kegiatan Jumat Bersih secara rutin untuk membersihkan dan menata kembali batu nisan yang sudah terbenam di kompleks-kompleks tinggalan sejarah di Aceh bersama prajurit TNI lainnya.
“Kita dari Hubdam, prihatin dengan kondisi batu nisan di Aceh. Batu nisan adalah bukti sejarah otentik, nisan menunjukkan kedudukan orang dimakamkan. Kalau kitab, uang, gampang dibuat palsu, tapi nisan tidak bisa dipalsukan. Karena sejauh ini tidak ada nisan palsu,” kata Kolonel CHB. Dr. Jun Hisatur Mastra, Kepala Hubdam IM pada saat memberikan sambutannya dengan tema “Sekelumit Perjalanan Aksi Penyelamatan Situs Cagar Budaya di Aceh dan Pesan Singkat Kepada Stakeholder di Kabupaten Aceh Utara ”.
Sementara, Sukarna Putra, Wakil Ketua CISAH memaparkan tentang kepribadian dan sifat ketokohan dari Sultan Malik Ash Shalih sesuai pada epitaf yang tertulis pada batu nisan.
“Pada epitaf nisan kaki terbaca nama Al-Fatih Sultan Al-Malik Ash Shalih. Al-Fatih dikenal sebagai nama Sultan Muhammad asal Turki yang merupakan Sang Penakluk, begitu pula Sultan Malikussaleh menyandang nama ini karena sejatinya beliau juga penakluk, pendiri kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara.” ungkap Sukarna.
Berikut terjemahan epitaf pada batu salah satu nisan kaki makam Al-Fatih Sultan Al-Malik Ash Shalih, “Inilah kubur orang yang dirahmati lagi diampuni, yang bertaqwa lagi pemberi nasehat, yang berasal dari keturunan terhormat dan terkenal lagi pemurah, yang ahli ibadah dan pembebas yang digelar Sultan Malik Ah Shalih, yang meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun 696 sejak perpindahan (hijrah) Nabi. Semoga Allah melimpahkan rahmat ke atas pusaranya dan menjadikan surga sebagai tempat kembalinya”.
Acara tersebut terselenggara berkat donasi dari tim CISAH didukung Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara, para kepala sekolah yang aktif melakukan studi sejarah di Museum Islam Samudera Pasai dan donatur lainnya. Pada kesempatan ini juga, CISAH dan pihak Museum Islam Samudera Pasai menyerahkan piagam penghargaan kepada Hubdam IM sebagai bentuk apresiasi dalam penyelamatan situs cagar budaya di Aceh. (12nd)