Hardiansyah, Inisiator Festival Panen Kopi Gayo Hadir Sebagai Pembicara di G20 Borobudur

Hardiansyah, Inisiator Festival Panen Kopi Gayo Hadir Sebagai Pembicara di G20 Borobudur
Hardiansyah, memaparkan konsep Festival Panen Kopi Gayo yang digagasnya di ajang Pekan Konsilidasi Tenaga Budaya G20 Borobudur - Foto : Dokumen Pribadi

ACEH TENGAH - Baru-baru ini, Hardiansyah Ay, asal Gayo (Aceh Tengah) menjadi pembicara dalam program Pekan Konsilidasi Tenaga Budaya sebagai rangkaian agenda acara G20 di Borobudur pada 8 September 2022.

Ia diminta untuk memaparkan, bagaimana gerakan festival yang diinisiasinya dalam melestarikan kebudayaan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat di desa kelahirannya, Aceh Tengah.

Dikutip dari situs resmi kabargayo.com, Hardiansyah diundang oleh Direktorat Pengembangan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangkaian agenda acara G20 di Borobudur“.

Kesempatan itupun dimanfaatkannya dengan baik. “Kebudayaan yang Hidup adalah Kebudayaan yang dapat Menghidupi”, kalimat pembuka presentasinya selaras dengan tema yang diusung pada acara Pekan Konsilidasi Tenaga Budaya itu, yakni “Kebudayaan Untuk Kehidupan Berkelanjutan”.

Kalimat pembuka tersebut menjadi fondasi serta titik balik untuk menentukan arah, strategi dan bagaimana festival mencari jalan dan cara untuk melestarikan kebudayaan dan bagaimana kebudayaan tersebut juga harus dapat menghidupi masyarakat. Jelas Hardiansyah dikenal sebagai seorang musisi, composer akademis sekaligus budayawan yang aktif dalam bidang pemberdayaan pemajuan kebudayaan berbasis desa, saat itu.

“Gerakan pemberdayaan masyarakat melalui festival kebudayaan ini tentu harus dilakukan secara bergotong royong dengan keterlibatan berbagai pihak, baik masyarakat, seniman, akademisi, pemerintah, pihak swasta, dan media,” ungkap Hardiansyah, pria yang saat ini tengah menempuh pendidikan S-3 ini di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Hardiansyah saat menjadi pembicara Pekan di G20 Borobudur - Foto : Dok. Pribadi

Menurutnya, festival berbasis masyarakat adalah strategi yang tepat untuk dipilih, sehingga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan juga bagaimana kebudayaan dapat dilestarikan, serta bagaimana kebudayaan dapat berdampak pada peningkatan pariwisata dan juga kesejahteraan masyarakat tentunya.

Alhasil, strategi jitu itu mampu diwujudkan melalui “Festival Panen Kopi Gayo 2022”. Ia bersama bersama Yayasan Rumah Budaya Gayo dengan Yayasan Rime Raya Indonesia dan didukung oleh Kemendikbudristek melalui Fasilitasi Bidang Kebudayaan tahun 2022.

Baca Juga: Komunitas BackKaru Wakili Bireuen pada Festival Panen Kopi Gayo 2022 

Rangkaian Festival Panen Kopi Gayo tahun ini pun telah berlangsung di tiga desa, yaitu Desa Kute Lintang (3 dan 4 September) dan di Desa Kelitu (10 sampai 11 September) beberapa hari yang lalu.

Puncak acaranya akan digelar di Desa Paya Tumpi Baru, Kecamatan Kebayakan pada tanggal 17-18 September 2022 mendatang. Catat tanggalnya! Yuk kunjungi Festival Panen Kopi Gayo 2022. [Nanda AB]