Hasil Panen Petani Sawit di Lhoksukon Rendah, Unimal Campur Tangan

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Okt 26, 2022 03:11
0

Hasil Panen Petani Sawit di Lhoksukon Rendah, Unimal Campur Tangan
Hijri Juliansyah, S.P., M.Ec memberikan materi kepada petani sawit di Lhoksukon - Foto: Ist

ACEH UTARA - Petani sawit bersama aparatur desa Mata  Ie kecamatan  Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan peningkatan produksi petani sawit melalui pemberian pupuk hayati,  selasa (25/10/22).

Kegiatan  yang berlangsung sejak pukul  09.00 WIB di Meunasah setempat itu diikuti antusias oleh 25 peserta yang berprofesi sebagai petani sawit di kawasan tersebut.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk  memberi bekal pemahaman kepada petani dalam mengunakan pupuk hayati, agar produktifitas panen meningkat” kata ketua pelaksana kegiatan Hijri Juliansyah S.P., M.Ec.,

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh tersebut menjelaskan, selama ini produksi sawit petani di Aceh Utara cenderung lebih rendah dibandingkan produksi perusahaan. Dalam kurun waktu 15 hari petani hanya mampu menghasilkan 300 - 700 Kg sawit per hektar tak sampai 1 ton  sementara perusahaan enghasilakan 2,5 - 3 ton perhektar dengan kurun waktu yang sama.

Ia melihat ada masalah dengan pola perawatan khsusunya metode pemupukan yang dilakukan petani setempat sehingga hasil panen belum sesuai harapan.

Hijri yang juga menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut memperkenalkan penggunaan pupuk Hayati sekaligus mendorong petani untuk mulai beralih ke pupuk hayati.

“ Harga pupuk hayati jauh lebih murah dibandingkan dengan pupuk anorganik” ujarnya.

Selain itu Hijri juga membahas hal teknis seperti cara melarutkan pupuk hayati yang siap untuk di gunakan dan teknis penyemprotan ke pohon dan 4 penjuru tanah yang di lubangi dengan dua kali pencangkulan  yang di siram dengan 0,5 liter pupuk hayati.

Tentu sangat praktis, sangat mudah dan menghemat tenaga serta biaya ketimbang memupuk di lingkaran ujung daun terjauh setiap pohon dengan pupuk anorganik yang tentu sangat melelahkan.

Selain pelatihan, hijri mengatakan pihaknya juga akan melakukan pendampingan kepada peserta pelatihan selama 15 hari sehingga bisa di dapatkan perubahan yang nyata di masa depan saat panen tiba.

Pelatihan petani sawit di Lhoksukon yang dilakukan Hijri dan Timnya merupakan program pengabdian kepada masyarakat  yang di danai Universitas Malikussaleh sumber PNBP tahun 2022, Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.[*]