Lima Ulama Bahas Aliran Sesat hingga Wisata Islami dalam Muzakarah Ulama–Umara di Aceh Utara
Aceh Utara, Sebanyak lima ulama kharismatik Aceh tampil sebagai pemateri dalam Muzakarah Ulama–Umara Tahun 2025 yang digelar di Lapangan Landing, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara. Selasa,(7/10/25).
Forum yang diinisiasi oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara ini membahas beragam isu keumatan, mulai dari penanggulangan aliran sesat, optimalisasi zakat di tempat kerja, pengembangan wisata islami, hingga penguatan peran aparatur gampong dalam penerapan syariat Islam.
Para narasumber utama dalam muzakarah ini adalah Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali (Lem Faisal), Abu Paya Pasie selaku Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Tgk H Nuruzzahri Yahya (Waled Nu Samalanga), Abu Manan Blang Jruen (Ketua MPU Aceh Utara), dan Tgk H Jafar Sulaiman (Wakil Ketua MPU Aceh Utara).
Dalam penyampaian materi, para ulama menegaskan pentingnya memahami dan mengamalkan fatwa MPU Aceh tentang aliran sesat sebagai panduan bagi masyarakat agar tidak menyimpang dari aqidah Islam.
Isu zakat juga menjadi salah satu sorotan utama. Para ulama menilai zakat yang dikelola optimal di lingkungan kerja dan usaha bukan sekadar kewajiban ibadah, tetapi juga sarana efektif untuk memperkuat ekonomi umat dan mengurangi kesenjangan sosial.
Sementara itu, konsep wisata islami dipandang sebagai kegiatan yang tidak hanya bernilai hiburan, melainkan juga berfungsi sebagai media dakwah, pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat dengan tetap menjunjung nilai-nilai syariat Islam.
Para ulama juga mengingatkan pentingnya peran aparatur gampong sebagai garda terdepan dalam pembinaan masyarakat dan menjaga keseimbangan sosial sesuai prinsip Islam.
Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, S.E., M.M., yang akrab disapa Ayahwa, membuka secara resmi kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, ia menyebutkan bahwa muzakarah dan peringatan Maulid Nabi merupakan momentum memperkuat sinergi antara ulama dan umara.
“Fatwa MPU adalah panduan menjaga akidah, sementara zakat merupakan instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi umat. Karena itu, mari kita jaga aqidah, perkuat ukhuwah, dan wujudkan Aceh Utara yang bangkit, harmonis, dan sejahtera,” ujar Ayahwa.
Kegiatan yang menjadi rangkaian Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1447 H ini dihadiri sekitar 15 ribu warga. Acara dibuka dengan zikir bersama yang dipimpin Tgk H Jamaluddin Ismail (Walidi), Imam Besar Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon. Suasana khidmat terlihat saat jamaah berpakaian serba putih memenuhi 180 tenda yang disiapkan panitia.
Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan donasi kemanusiaan dari pelajar TK, SD, dan SMP se-Aceh Utara senilai Rp162 juta melalui MER-C Indonesia untuk anak-anak Gaza, Palestina. Bupati Ayahwa juga menyerahkan santunan bagi anak yatim yang bersumber dari Baitul Mal Aceh Utara.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi sepanjang kegiatan berlangsung. Pemaparan para ulama dinilai memberikan pencerahan serta solusi konkret terhadap berbagai persoalan umat. Hasil muzakarah kemudian dibacakan oleh Tgk Muniruddin AR (Waled Munir), anggota MPU Aceh Utara.
Acara turut dihadiri pejabat Pemerintah Aceh, Wali Kota Lhokseumawe Dr. Sayuti Abubakar, unsur Forkopimda Aceh Utara, Sekda Dr. A. Murtala, M.Si, para asisten Setdakab, kepala OPD, camat, pimpinan dayah, balai pengajian, imum masjid, aparatur gampong, serta perwakilan partai politik, ormas, dan OKP.

