PANGLIMA PERANG ACEH BERSEMAYAM DI TANAH BLORA

Penulis : Penulis
Editor : Tim Editor Marjinal
Mar 16, 2021 11:00
0

PANGLIMA PERANG ACEH BERSEMAYAM DI TANAH BLORA
Foto: Blorakab.go.id / Makam Panglima perang Aceh Pocut meurah Intan di Blora.

Marjinal.id - Pocut Meurah Intan bersama putranya dan Pang Mahmud secara rahasia merencanakan akan melakukan perlawanan kembali,beliau akan kembali ke medan perang untuk memimpin lagi Perang Gerilya ia bersama tiga puteranya itu dan panglimanya yang setia,Waki Mut meneruskan perang gerilya. Dan bahkan sesudah sembuh dari sakitnya dalam status tawanan, ia merencanakan untuk melarikan diri meneruskan perang gerilya, namun sebelum maksud terlaksana keburu tercium oleh musuh.

la pun ditawan kembali bersama ketiga puteranya itu dan Waki Mut, namun gerilya tetap diteruskan oleh rakyatnya dan pasukannya yang masih setia. Sejumlah utusan dikirim ke daerah Laweung/Biheu untuk menemui rakyat di sana dalam mempersiapkan gerakan perlawanan kembali dan pada saatnya yang tepat beliau bersama para putranya dan Pang Mahmud akan kembali memimpin perjuangan.

Untuk menghindari/mencegah terjadinya kemungkinan kemungkinan yang tidak diharapkan Belanda, maka dibuanglah mereka ke Jawa. Belanda kemudian mengasingkan Pocut Meurah Intan, Tuanku Nurdin,Tuanku Budiman Muhammad dan Pang Mahmud (Waki Mut).

Sedangkan pang Mahmud dibuang ke pulau Jawa, tepatnya di kabupaten Blora. Pada makam umum Tegal Sari dan Makam Butoh di Blora, hanya Pocut Meurah Intan, Tuanku Nurdin dan Waki Mut, sedangkan Tuanku Budiman tidak terdapat di sana, dan tidak diketahui di mana pahlawan terbuang itu berkubur mereka tiba di Blora dalam tahun 1901.

Pang Mahmud punya anak sembilan orang empat pria dan lima wanita (semuanya dengan nama depan Siti yang tertua Siti Khatijah yang paling bungsu, Siti Soemartinah Dari anak-anak ini Waki Mut mempunyai cucu 26 orang dan buyut 125 orang.

Pocut Meurah Intan bersama-sama dengan Cut Nyak Dien dan Pang Mahmud dan lain-lain pernah dipenjarakan di Jakarta dan Semarang. Pang mud atau waki mud dalam sebutan perwira Belanda karena beliau adalah wakil atau panglimanya Pocut meurah intan Sang panglima meninggal dunia pada hari senin legi tanggal 17 Desember 1956 Seperti yang tertera dimakam nya. (Ig. @Atjehgallery).