TOKOH ASTRONOMI ISLAM: JABIR BIN AFLAH
Para sejarawan sains mencatat, kritik pertama Jabir Bin Aflah adalah kesalahan yang dilakukan oleh Ptolemy, yaitu penempatan Merkurius dan Venus dibawah matahari. Sedangkan kedua planet tersebut berada di atas matahari.
Jabir Bin Aflah lahir di Sevilla dan meninggal dunia pada abad pertengahan (Abad ke 12), ia merupakan seorang Astronom Muslim yang juga menguasai bidang lain, seperti Matematika. Sejumlah karya muncul dari pemikirannya yang sangat cerdas, diantaranya ada di Kitab Al-Haia atau Correction of the Almagest, ada juga karyanya yang pernah diterjemahkan kedalam Bahasa Latin oleh Gherardo Cremonese, berjudul Gebri Filii Affla Hispalensis de Astronomia Libri IX in Quibus Ptolemaeum, Alioqui Doctissimum, Emendavit. Melalui terjemahan ini, nama Jabir bin Aflah berpengaruh luas pada matematikawan dan juga Astronom Eropa yang kemudian membantu memperkenalkan Trigonometri di Eropa.
Jabir Bin Aflah pernah menemukan sebuah instrument observasi yang dikenal dengan nama Torquetum, instrument ini merupakan perangkat mekanis untuk mengubah sistem koordinat bola, ia memberikan namanya pada Teorema Trigonometri Bola. Setengah materi mengenai Trigonometri Bola dalam Regiomontanus on Triangles diambil secara langsung tanpa kredit dari karya Jabir Bin Aflah, seperti yang dicatat pada Abad ke 16 oleh Gerolame Cardano.
Dalam salah satu karyanya, berjudul Islah Al Majisi, Jabir Bin Aflah memasukkan argumennya mengenai kesalahan yang dilakukan oleh Ptolemy, yaitu penempatan Merkurius dan Venus dibawah matahari, menurut Ptolemy planet-planet ini tidak akan pernah bisa berada pada garis antara pengamat di bumi dan matahari, sedangkan Jabir Bin Aflah menyatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan, dikarenakan kedua planet tersebut berada di atas matahari. Para sejarawan sains mencatat ini merupakan kritik pertama terhadap Ptolemy.
Di sisi lain, Jabir Bin Aflah menilai sejumlah perhitungan dasar Matematika Astronomi dari seorang ilmuwan terkenal dari Yunani perlu ditinjau kembali. Jabir Bin Aflah yang juga merupakan seorang Matematikawan yang handal, ia membahas kembali dengan cara yang lebih akurat mengenai perhitungan Trigonometri di dalam karyanya. Sistem ini digunakan untuk mengkaji tentang astronomi guna melihat jarak planet dan letak sebuah planet dengan cara yang lebih cepat. Karena hal ini ia mengubah Teorema Menaleus yang muncul pada dekade sebelumnya ke dalam bentuk Trigonometri.
Tidak hanya itu, ia juga meyusunan cara cos B = cos b sin A, cos C = cos A cos B yang digunakan ke dalam segitiga siku-siku. Jabir Bin Aflah juga mengedepankan pemikirannya yang dinamainya dengan “Rule of the Four Magnitudes”. Salah satu pengaruh Jabir Bin Aflah yang lebih terkenal adalah pada Regiomontanus yang menyalin sebagian besar karya Ibn Aflah dalam buku keempat terbitannya De Triangulis. Regiomontanus tidak mengakui bahwa Jabir Bin Aflah adalah sumber materi dan hal ini menyebabkan Cardan mengkritik keras Regiomontanus . [NAB_12]
Oleh: Refina Amara Putri
Mahasiswa Jurusan Astronomi Islam, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.